Visit My Awesome Photo's Galleries Other World's, Click Here to see!

Search This Blog

Saturday, May 21, 2011

Program Sarungisasi di Candi Borobudur untuk semua pengunjung ( sarung : kain tradisional indonesia biasanya dipakai untuk kaum pria )

Ditulis 11 May 2011 pukul 03:48
Wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur harus berpakaian santun. Program Sarungisasi ini untuk pelestarian dan meningkatkan penghargaan terhadap Candi Borobudur sebagai candi Budha terbesar di dunia yang dibangun sekitar abad ke-8 pada masa Dinasti Syailendra. Uji coba program ini berlangsung sejak Februari hingga Mei ini.

General Manajer PT Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB), Pujo Suwarno seperti dilansir Antara.com menyatakan bahwa pengunjung wajib mengenakan sarung saat mengelilingi candi Budha yang berlokasi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah itu.

"Apa yang kami namakan Program Sarungisasi ini untuk pelestarian dan meningkatkan penghargaan terhadap Candi Borobudur sebagai karya agung nenek moyang Bangsa Indonesia dan warisan peradaban dunia," katanya.

Pengelola menyediakan selendang batik dan sandal karet selama masa uji coba. Semua perlengkapan itu dipinjamkan gratis. Petugas pembimbing telah dilatih secara khusus untuk melayani wisatawan terkait program sarungisasi tersebut.

Dalam Program Sarungisasi ini pengelola telah menyiapkan sekitar 10 ribu lembar kain sarung batik untuk dikenakan wisatawan yang datang  baik Nusantara maupun mancanegara saat naik candi. Tahap pertama disiapkan 2.000 sarung batik yang dibeli pengelola dari pengrajin Pasar Beringharjo, Yogyakarta. "Setelah itu baru akan diadakan pelatihan membuat sarung batik bermotif Borobudur kepada masyarakat sekitar Borobudur agar kelak dapat memproduksi sarung batik sendiri.

Pengelola akan menyiapkan 2 pos meliputi 40 petugas  yang pos akan membantu wisatawan saat mengenakan sarung sebelum naik ke candi dan melepasnya saat mereka meninggalkan pelataran candi. Selain itu pengelola juga menyiapkan seorang petugas untuk mendampingi setiap 30 wisatawan selama berkeliling di Candi Borobudur.

Memakai sarung batik saat berkunjung ke candi menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. "Wisatawan, khususnya dari mancanegara, menyatakan senang ketika naik ke bangunan Candi Borobudur harus mengenakan kain sarung motif batik. Mereka justru merasa bangga mengenakan kain batik karena bagi mereka merupakan pengalaman yang tak terlupakan," kata Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, Purnomo Siswoprasetyo.

Menurut Purnomo, progam ini dimaksudkan untuk pelestarian dan meningkatkan penghargaan terhadap Candi Borobudur sebagai karya agung nenek moyang bangsa Indonesia dan warisan peradaban dunia. "Dengan demikian, wisatawan yang mengenakan kain sarung batik berarti juga menghormati bangunan candi Buddha tersebut," kata Purnomo.

Setelah pengunjung keluar candi, sarung harus dikembalikan. Tersedia sarung yang dijual sebagai souvenir menarik. Harga jualnya disesuaikan produksi, motif, dan bahannya. Layanan pembelian sarung batik dapat dibeli di Museum Kapal Samuderaraksa TWCB seharga Rp150.000,00 ribu per lembar.

Saat berkunjung ke Candi Borobudur ada ketentuan dua jalur kunjungan. Pertama adalah  Jalur Hijau meliputi lantai I, III, V, VII yaitu pukul 06.00-07.00, 08.00-09.00, 10.00-11.00, 12.00-13.00, 14.00-15.00, 16.00-17.00 WIB. Kedua, adalah Jalur Kuning meliputi lantai I, II, IV, VII yaitu pukul 07.00-08.00, 09.00-10.00, 11.00-12.00, 13.00-14.00, 15.00-16.00 WIB.


Sumber: www.antaranews.com, http://nasional.vivanews.com, http://travel.kompas.com
Foto Courtesy : ANTARA/Anis Efizudin

source : http://www.indonesia.travel/id/news/detail/367/program-sarungisasi-di-candi-borobudur

No comments:

Post a Comment