Visit My Awesome Photo's Galleries Other World's, Click Here to see!

Search This Blog

Friday, July 8, 2011

Inilah Alasan Komodo Dicoret

Finalis New7Wonders
Inggried Dwi Wedhaswary | Erlangga Djumena | Kamis, 3 Februari 2011 | 08:30 WIB
Dibaca: 60228
|
Share:
KOMPAS/BENNY DWI KOESTANTO Satwa komodo (Varanus komodoensis) di Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo (TNK), Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Indonesia menyatakan tak berkeberatan jika pihak penyelenggara "New7Wonders" menangguhkan atau menghapus Taman Nasional Komodo dari daftar 28 finalis.
Yayasan New7Wonders sebagai penyelenggara telah mengumumkan status Pulau Komodo sebagai finalis akan ditangguhkan mulai tanggal 7 Februari 2011.
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik menceritakan hal ihwal pencoretan Komodo. Ia mengatakan, pada Desember lalu, Yayasan New7Wonders menemuinya. "Mereka meminta Indonesia menjadi tuan rumah untuk deklarasi pada tanggal 11 bulan 11 tahun 2011. Wah, tadinya saya sudah naksir, kalau di Indonesia deklarasi sedunia kita kan dapat gaungnya. Tapi persyaratannya berat, jadi harus membayar komitmen fee," kata Jero, seusai mengikuti Rapat Kabinet Paripurna di Kantor Kepresidenan, Rabu (2/2/2011) malam.
Pemerintah, lanjut Jero, diminta membayar 10 juta dollar AS sebagai komitmen pengumuman menjadi tuan rumah. Tak hanya itu, untuk pelaksanaannya, penyelenggara juga diminta mengeluarkan dana 35 juta dollar AS. "Jadi, totalnya kita mengeluarkan 45 juta dollar AS atau lebih dari Rp 400 miliar. Saya berpikir, karena saya bekas pengusaha, hitung-hitung layak enggak mengeluarkan uang Rp 400 miliar untuk mempromosikan komodo jadi tuan rumah yang belum tentu menang, kan masih dipilih lagi menjadi tujuh," ujarnya.
Kemudian, Jero mengatakan, bahwa dana yang harus dikeluarkan sebagai tuan rumah sangat besar dan tidak sepadan dengan apa yang didapatkan. "Bisa enggak pulang pokok (balik modal). Walaupun saya tetap ingin promosikan Komodo," kata Jero.
Karena penolakan Indonesia, penyelenggara menyatakan Komodo akan dicoret. "Mereka mengatakan, kalau Indonesia tidak bisa menjadi tuan rumah, akan kita delete," ujarnya.
Pernyataan penyelenggara dinilai janggal oleh Jero. Menurut dia, jika Indonesia tidak bersedia menjadi tuan rumah seharusnya masih ada 27 negara lain yang juga masuk finalis bisa menggantikan tanpa harus mencoret keikutsertaan Komodo sebagai finalis. "Bagi saya tidak masalah di negara lain, yang penting kita vote. Kalau dunia mem-vote dan masuk tujuh besar, ya, dapatlah seven wonder. Itu dipikiran saya," kata Jero.
Meskipun dicoret, Jero mengatakan, Indonesia sudah mendapatkan keuntungan dari masuknya Komodo sebagai 28 finalis. Kunjungan ke Pulau Komodo mengalami peningkatan signifikan.

source : http://travel.kompas.com/read/2011/02/03/08305645/Inilah.Alasan.Komodo.Dicoret

Pulau Berlangit Gelap Pertama di Dunia

Yunanto Wiji Utomo | Tri Wahono | Selasa, 1 Februari 2011 | 19:23 WIB

Dibaca: 23964

|
Share:
AP Photo/David Brewster Pemandangan Galaksi Bima Sakti.
KOMPAS.com - Sark, sebuah pulau yang berjarak 80 km di selatan pantai Inggris meraih gelar sebagai pulau berlangit gelap pertama di dunia. Pulau tersebut merupakan pulau terkecil di antara 4 anggota Kepulauan Channel.
Kenapa dinamakan demikian? Gelar pulau berlangit gelap pertama itu diberikan oleh International Dark Sky Association (IDA), sebuah organisasi Amerika Serikat yang memiliki misi melestarikan kegelapan dan keindahan langit malam.
IDA memberikan gelar tersebut setelah selama setahun bekerja keras dengan 600 warga pulau untuk mengurangi polusi cahaya. Mereka bekerja sama memastikan sesedikit mungkin cahaya yang "tumpah" ke angkasa, menyebabkan kaburnya cahaya bintang.
Dengan langit gelap yang dimiliki, maka Sark adalah surga bagi para astronom, amatir maupun profesional. Bintang, bulan, meteor, planet, benda angkasa lain beserta fenomenanya bisa dilihat dengan sangat jelas.
"Anda bisa melihat pemandangan spektakuler di Inggris, tapi sangat sedikit tempat yang bisa memberikan pemandangan kegelapan tingkat dunia," kata Steve Owens, astronom yang bekerja sama dengan warga untuk mewujudkan langit gelap Sark.
"Jika anda berada di tempat seperti Sark, Bimasakti adalah pemandangan rutin tiap malam. Itu membuat saya merasa kagum. Setiap titik-titik di angkasa adalah 'matahari' dan terdapat 100 juta jumlahnya," tandas Owens.
Ia mengatakan, "Itu (pemandangan langit malam) membuat saya merasa betapa spesialnya Bumi. Kita tidak pernah menemukan tempat lain di dalam kosmos yang begitu sempurnanya untuk mendukung hidup."
Untuk mewujudkan langit gelap, Owens dan warga musti mengukur tingkat ilmuniasi cahaya serta kejelasan konstelasi bintang. Owens mendatangi setiap lokasi di Sark dan membuat rekomendasi untuk mengurangi iluminasi cahaya.
Dengan modal langit gelapnya dan gelarnya, ekonomi Sark berpotensi untuk dikembangkan. Wisatawan bisa dipacu untuk tinggal hingga musim dingin sehingga bisa menikmati keindahan langit malam Sark.
Paul Williams, ketua komite pertanian Sark mengatakan, "Astronomi sedang naik daun. Banyak orang penasaran tentang planet, bintang dan kehidupan di luar sana. Siapa tahu sesuatu bisa ditemukan dari Sark," kata Williams.

source : http://sains.kompas.com/read/2011/02/01/1923337/Pulau.Berlangit.Gelap.Pertama.di.Dunia

Cikal Nusantara Dikagumi Bos Shell Global, Peter Voser

Laporan langsung dari Sepang, SEM 2011
Zulkifli BJ | Sabtu, 9 Juli 2011 | 08:13 WIB
Dibaca: 1143
|
Share:
KOMPAS.com/Zulkifli BJ
Semart dari Universitas Gajah Mada saat start disaksikan oleh Peter Voser dan Fadilah Yusof
SEPANG, KOMPAS.com -  Hari ini,  Sabtu 9 Juli,  merupakan pelaksanaan terakhir dari event Shell-Eco Marathon 2011 yang diselenggarakan sejak 7 Juli lalu di Sirkuit F1, Sepang Malaysia. Setiap tim masih diberi kesempatan kesempatan untuk memperbaiki hasil hari lomba irit.
Seremoni pembukaan dilakukan kemarin sore dilakukan  oleh Peter Voser, Chief Executive Officer (CEO) Royal Dutch Shell plc didampingi menteri Ristek Malaysia, Datuk Fadilah Yusof. Acara pembukaan diwakili satu mobil dari satu negara. Indonesia diwakili oleh Semart 2  - kategori Urban Concept - dari Univerisitas Gajah Mada.
Sebelum mengibaskan bendera start, Voser mengunjungi line-up kendaraan peserta  satu per satu.  Setelah, Voser juga mengunjungi kendaraan yang peserta yang berada di pit masing-masing (tidak ikut line-up atau start simbolis).
Tatkala sampai pada pit Cikal Nusantara dari ITB, Voser yang terus didamping menteri Ristek Malaysia, Fadilah Yusof, berhenti cukup lama. Ia pun menggelilingi informasi tentang mobil yang dibuat oleh mahasiswa ITB ini. Bahkan berusaha minta pintunya dibuka.
“Sangat bagus! Sudah mendekati kendaraan sesungguhnya,” komentar Peter Voser, ketika KOMPAS.com menanyakan komentarnya. Ia pun menanyakan asal tim Cikala Nusantara. KOMPAS.com coba menjelaskan bahwa kendaraan berasal dari ITB, Bandung. Fadilah Yusof kembali menjelaskan kepada Voser, ITB adalah institute nomor satu di Indonesia.
Saat ini Cikal Nusantara baru bisa memperoleh hasil terbaik 117 km/liter. Masih kalah dari Sapu Angin 4 dari ITS yang sudah memperoleh hasil 288 km/liter yang sudah memperbaiki rekornya tahun lalu (238 km/liter).

source : http://otomotif.kompas.com/read/2011/07/09/08131920/Cikal.Nusantara.Dikagumi.Bos.Shell.Global.Peter.Voser