Visit My Awesome Photo's Galleries Other World's, Click Here to see!

Search This Blog

Saturday, May 21, 2011

Program Sarungisasi di Candi Borobudur untuk semua pengunjung ( sarung : kain tradisional indonesia biasanya dipakai untuk kaum pria )

Ditulis 11 May 2011 pukul 03:48
Wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur harus berpakaian santun. Program Sarungisasi ini untuk pelestarian dan meningkatkan penghargaan terhadap Candi Borobudur sebagai candi Budha terbesar di dunia yang dibangun sekitar abad ke-8 pada masa Dinasti Syailendra. Uji coba program ini berlangsung sejak Februari hingga Mei ini.

General Manajer PT Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB), Pujo Suwarno seperti dilansir Antara.com menyatakan bahwa pengunjung wajib mengenakan sarung saat mengelilingi candi Budha yang berlokasi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah itu.

"Apa yang kami namakan Program Sarungisasi ini untuk pelestarian dan meningkatkan penghargaan terhadap Candi Borobudur sebagai karya agung nenek moyang Bangsa Indonesia dan warisan peradaban dunia," katanya.

Pengelola menyediakan selendang batik dan sandal karet selama masa uji coba. Semua perlengkapan itu dipinjamkan gratis. Petugas pembimbing telah dilatih secara khusus untuk melayani wisatawan terkait program sarungisasi tersebut.

Dalam Program Sarungisasi ini pengelola telah menyiapkan sekitar 10 ribu lembar kain sarung batik untuk dikenakan wisatawan yang datang  baik Nusantara maupun mancanegara saat naik candi. Tahap pertama disiapkan 2.000 sarung batik yang dibeli pengelola dari pengrajin Pasar Beringharjo, Yogyakarta. "Setelah itu baru akan diadakan pelatihan membuat sarung batik bermotif Borobudur kepada masyarakat sekitar Borobudur agar kelak dapat memproduksi sarung batik sendiri.

Pengelola akan menyiapkan 2 pos meliputi 40 petugas  yang pos akan membantu wisatawan saat mengenakan sarung sebelum naik ke candi dan melepasnya saat mereka meninggalkan pelataran candi. Selain itu pengelola juga menyiapkan seorang petugas untuk mendampingi setiap 30 wisatawan selama berkeliling di Candi Borobudur.

Memakai sarung batik saat berkunjung ke candi menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. "Wisatawan, khususnya dari mancanegara, menyatakan senang ketika naik ke bangunan Candi Borobudur harus mengenakan kain sarung motif batik. Mereka justru merasa bangga mengenakan kain batik karena bagi mereka merupakan pengalaman yang tak terlupakan," kata Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, Purnomo Siswoprasetyo.

Menurut Purnomo, progam ini dimaksudkan untuk pelestarian dan meningkatkan penghargaan terhadap Candi Borobudur sebagai karya agung nenek moyang bangsa Indonesia dan warisan peradaban dunia. "Dengan demikian, wisatawan yang mengenakan kain sarung batik berarti juga menghormati bangunan candi Buddha tersebut," kata Purnomo.

Setelah pengunjung keluar candi, sarung harus dikembalikan. Tersedia sarung yang dijual sebagai souvenir menarik. Harga jualnya disesuaikan produksi, motif, dan bahannya. Layanan pembelian sarung batik dapat dibeli di Museum Kapal Samuderaraksa TWCB seharga Rp150.000,00 ribu per lembar.

Saat berkunjung ke Candi Borobudur ada ketentuan dua jalur kunjungan. Pertama adalah  Jalur Hijau meliputi lantai I, III, V, VII yaitu pukul 06.00-07.00, 08.00-09.00, 10.00-11.00, 12.00-13.00, 14.00-15.00, 16.00-17.00 WIB. Kedua, adalah Jalur Kuning meliputi lantai I, II, IV, VII yaitu pukul 07.00-08.00, 09.00-10.00, 11.00-12.00, 13.00-14.00, 15.00-16.00 WIB.


Sumber: www.antaranews.com, http://nasional.vivanews.com, http://travel.kompas.com
Foto Courtesy : ANTARA/Anis Efizudin

source : http://www.indonesia.travel/id/news/detail/367/program-sarungisasi-di-candi-borobudur

Tarian Kolosal Matah Ati: Dari Lembaran Sejarah ke Panggung Spektakuler di Teater Jakarta

Ditulis 14 May 2011 pukul 21:42
Pertunjukan tari kolosal Matah Ati akhirnya berlangsung juga di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta setelah sebelumnya mendulang kesuksesan di Singapura tahun 2010. Tampil dalam pertunjukan khusus di depan penonton 12 Mei 2011 lalu, Matah Ati menambatkan kekaguman bagi penonton selama satu setengah jam pertunjukan yang mengagumkan. Pertunjukan tarian kolosal ini seakan menyajikan kembali sebagian kecil sejarah Indonesia ke pentas panggung yang spektakuler.
Logo Istana Mangkunegaran sebagai tirai panggung menyambut penonton yang mengisi kursi di Teater Jakarta. Lampu-lampu mulai diredupkan dan sebuah lampu menyorot ke arah seorang wanita muda yang sedang duduk anggun di tepi pangung melantunkan prolog cerita. Kemudian, tirai dibentuk seperti trapesium 15 derajat, sangat menakjubkan.  Sekelompok wanita Mangkunegaran berdiri diiringi kemegahan musik gamelan, pintu utama kemudian terbuka menampilkan raja dan keluarga kerajaan, kemudian pementasan sejarah epik ini pun dimulai.
Adegan pertama mengilustrasikan mimpi dan keinginan Rubiyah, seorang penari muda miskin yang berharap menjadi bagian keluarga kerajaan. Aura mistis terasa ketika empat wanita muda bejalan di sekitar panggung  membawa kemenyan dan secara bersamaan membacakan mantra yang berbeda. Ketika Rubiyah bergerak ke arah depan panggung, untaian indah bunga melati sepanjang 10 meter ditarik ke belakang sebagai tanda mimpi dan keinginan yang hilang dan meninggalkan penonton dengan kekaguman.
Desa Matah yang hidup damai ditunjukkan para penari dan nyayian lagu trasional anak-anak seperti yo pro konco dan cublek-cublek suweng. Penampilan pertama diakhiri kehadiran Raden Mas Siad saat bertemu pertama kali dengan si cantik Rubiyah.
Adegan kedua dimulai saat Raden Mas Said melakukan tapa brata atau ritual melalui perpaduan gerakan tradisional dan modern. Tiga orang wanita muda cantik mencoba mengganggu namun tidak berhasil. Kemudian, Raden Mas Said memasuki sebuah mimpi saat bertemu seorang wanita yang menarik perhatiannya. Adegan kedua menampilkan tarian Sumpah Pamoring kawula yang berbunyi ” Tiji Tibeh, Mati Siji Mati Kabeh, Mukti Siji Mukti Kabeh” (mati satu mati semua, hidup satu hidup semua) serta Kolonialisme Belanda yang menimbulkan perang saudara di Surakarta.
Dalam adegan ketiga sebuah tarian cambuk kontemporer unik diperagakan dua tentara pro-Belanda yang melambangkan kesombongan dan pengaruh kolonial. Tarian memikat ini kemudian mendapat sambutan tepuk tangan meriah dari penonton.
Adegan keempat menunjukan dimana Raden Massaid melihat cahaya dari seorang penonton wanita yang tertidur selama pertunjukan Wayang Kulit. Dia kemudian meninggalkan ikat kepala untuk wanita muda tersebut dan yakin bahwa dia adalah gadis yang masuk dalam mimpinya. Pertunjukan wayang kulit tersebut digambarkan dalam aksiteatrikal spektakuler dan digitalisasi layar.
Adegan kelima banyak diisi adegan lucu dari empat wanita tua yang menggambarkan petani Desa Matah. Dengan menggunakan bahasa Jawa, Bahasa Indonesia dan bahkan bahasa Inggris, mereka menyampaikan pesan yang ingin disampaikan kepada penguasa. Adegan kelima memperagakan kedatangan Rubiyah ke istana dan pelantikannya sebagai komandan tentara wanita yang berani dan diberi nama ‘Matah Ati’
Tarian budaya yang mistis dan elegan ditampilkan pada adegan keenam sebagai sebuah ekspresi jiwa yang bersiap untuk berperang serta keinginan untuk mati di medan perang.
Puncak perang ditampilkan pada adegan ketujuh, dimana Raden Mas Said dan Matah Ati sukses memimpin pasukan mereka meraih kemenangan besar. Akan tetapi, pada saat yang sama berkabung karena pasukan yang mereka kalahkan adalah saudara dan saudari mereka sendiri. Adegan yang dilakukan dengan beberapa koreografi canggih dan spektakuler melibatkan kelompok besar penari sesuai latar belakang musik gamelan kolosal.
Penutupan tarian ini ada di adegan kedelapan dimana pesta dan perayaan diadakan sebagai peringatan kemenangan besar dan pada saat yang sama juga sebagai pemersatu kasih Raden Mas Said dan Matah Ati melalui pernikahan. Perjalanan melalui cinta dan perang akhirnya berakhir saat adegan Raden Mas Said dan Matah Ati terlibat dalam percintaan yang melambangkan awal Dinasti Mangkunegaran.
Pertunjukan ‘Matah Ati’ berangkat dari konsep ‘Langendriyan’ yang lahir di Istana Mangkunegaran pada masa Mangkunegoro ke IV.  Menyajikan tarian klasik dalam gaya tari Mangkunegaran serta menggunakan tembang-tembang Jawa sebagai ekspresi pertunjukan.
Secara keseluruhan pertunjukan spektakuler ini merupakan salah satu pertunjukan yang membawa penontonya menemukan kembali sebagian kecil budaya Indonesia yang kaya.
Liputan khusus Indonesia.travel

source : http://www.indonesia.travel/id/news/detail/370/tarian-kolosal-matah-ati-dari-lembaran-sejarah-ke-panggung-spektakuler-di-teater-jakarta

Indonesia Greatest Plurarisme & 6 Religion.....Tri Suci Waisak di Candi Borobudur ( selamat hari raya Waisak untuk saudara-saudara ku Indonesia yang merayakan ).

Ditulis 18 May 2011 pukul 13:25
Ribuan umat Budha bersama para biksu Dewan Sangga Perwakilan Umat Budha  Indonesia melakukan prosesi Tri Suci Waisak. Mereka berjalan kaki dari Candi Mendut melewati Candi Pawon menuju pelataran Candi Agung Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, pada Selasa pukul 09.00 WIB.
Candi Borobudur di Magelang sebagai pusat perayaan Waisak tidak hanya menjadi peninggalan sejarah Indonesia dan menjadi milik dunia internasional tetapi juga merupakan aset budaya dunia serta menjadi tanah suci bagi umat Budha dunia. Setiap tahun pada perayaan Waisak selalu diadakan di Candi Borobudur. Bahkan, sejak pertengahan abad ke-9 hingga awal abad ke-11, Candi Borobudur menjadi tempat peziarahan umat Budha dari China, India, Tibet, dan Kamboja.
Berbagai umbul-umbul bertuliskan Walubi terpampang di sepanjang jalur prosesi Tri Suci Waisak, masyarakat menyaksikan prosesi di tepi kanan dan kiri jalan secara tertib. Barisan peserta prosesi membawa puluhan bendera Merah Putih, bendera Walubi, dan Dewan Sangha Walubi. Barisan pengusung sejumlah tandu antara lain berisi air suci dan api dharma Waisak (air itu untuk lambang berkah Waisak, sedangkan api lambang pencerahan batin umat).
Barisan penari tradisional topeng ireng dari sejumlah grup kesenian di Magelang turut memeriahkan prosesi berjalan kaki sepanjang sekitar 3 km. Kendaraan hias berbentuk kapal yang ditumpangi para biksu senior yang membawa replika Sang Budha dengan patung Budha berwarna kuning keemasan. Tampil juga belasan peserta yang sengaja merias diri layaknya tokoh dalam sejarah perjalanan Budha seperti; raja Dinasti Ming, raja Dinasti Ching, Sang Budha  Sidharta Gautama, Dewi Kwan Im, Bhiksu Tom Sam Chong, Kera Sakti, Dewa Api, Dewa Langit dan Dewa Bumi. Tak ketinggalan pula rombongan atraksi kesenian seperti topeng ireng, truntung, reog ponorogo, singo barong sidoarjo, serta liong sam sie.
Saat malam harinya kegiatan dipusatkan di pelataran Candi Borobudur untuk acara puja bakti di Candi Borobudur. Mereka sebelumnya mengikuti acara prosesi di Candi Mendut dan kemudian dilakukan prosesi arak-arakan menuju Candi Borobudur yang berjarak sekitar 3 km.
Saat detik-detik Waisak jatuh tepat pukul 18:00:08, ribuan umat Budha  dipimpin Bante Wongsin Labikko Mahatera melakukan meditasi waisak. Meditasi dilakukan dengan duduk bersila di depan altar dan mengheningkan cipta selama beberapa menit.
Sebuah pemandangan indah terjadi ketika seribu lampion dilepaskan ke udara dari pelataran Candi Borobudur sebagai lambang pencerahan bagi seluruh alam semesta dan menandai berakhirnya prosesi peringatan Trisuci Waisak. Saat melepaskan lampion ke udara, umat Budha serentak memanjatkan doa. Sebelum pelepasan lampion semua umat Budha dari berbagai sangha melakukan pradhaksina yaitu memutari Candi Borobudur sebanyak 3 kali dari arah kiri ke kanan.
Pemutaran Film Sejarah Budha  di Jakarta
Akan ada pemutaran film sejarah perjalanan Budha dalam acara peringatan Nasional Waisak 2555 BE/ 2011 di Jakarta Internasional Expo di Kemayoran, Jakarta pada 21 Mei 2011. Rencananya Perwakilan Umat Budha Indonesia (Walubi) mengajak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Boediono untuk menyaksikannya.
Ketua Umum Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Hartati Murdaya seperti dilansir laman Detik.com mengatakan bahwa selain menggelar acara Dharma Waisak Nasional juga akan menggelar Dharma Santi Workshop Cendikiawan yang akan diisi oleh dua pembicara dari MIT Budhis Temple Boston dan Dharma Master.
Hartati menambahkan pemerintah mendukung peringatan Waisak yang dipusatkan di Candi Borobudur Magelang sebab Borobudur tidak hanya peninggalan sejarah Indonesia namun merupakan peninggalan sejarah milik dunia internasional. Merupakan aset dunia yang masuk dalam tujuh kejaiban dunia. Juga merupakan tanah suci bagi umat Budha.
Hartati menjelaskan juga bahwa sebelumnya Walubi telah melaksanakan rangkaian acara ritual peringatan hari Waisak diawali dengan melakukan tabor bunga dan membersihkan Taman Makam Pahlawan (TMP) di seluruh bagian negara.
Waisak atau hari Budha dikenal dengan nama Visakah Puja atau Budha Purnima di India, Visakha Bucha di Thailand, dan Waisak di Indonesia. Ritualnya diadakan setiap tahun pada bulan purnama di bulan Mei atau Purama Sidhi. Waisak merupakan acara memperingati 3 peristiwa penting, yaitu: 1) lahirnya Pangeran Siddharta di Taman Lumbini (623 SM), 2) Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Budha di Budha-Gaya (Bodhgaya) pada usia 35 (588 S.M), dan 3) Budha  Gautama parinibbana (wafat) di Kusinara pada usia 80 tahun (543 S.M).
Foto ANTARA/Anis Efizudin/Koz/nz/10

source : http://www.indonesia.travel/id/news/detail/375/tri-suci-waisak-di-candi-borobudur

“Museum and Memory” dalam Festival Museum Day 2011

Ditulis 19 May 2011 pukul 17:19
Memperingati hari Museum Internasional, sekitar 43 museum yang ada di kota Jakarta turut memeriahkan Festival Museum Day 2011 pada Rabu, 18 Mei 2011, di Taman Museum Fatahillah, Kawasan Kota Tua. Kota Jakarta sendiri menjadi salah satu kota yang memiliki museum terbanyak di dunia. Museum tersebut tersebar terutama di Jakarta pusat dan di kawasan Taman Mini Indonesia Indah, di Jakarta Timur.
Festival Museum Day 2011 yang mengambil tema "Museum and Memory" telah melibatkan 15 SMP dan SMA untuk turut menjadi peserta dalam festival tersebut. Remaja-remaja ini memang menjadi target pengunjung festival untuk menguatkan kecintaan mereka kepada museum. Hal ini seperti disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi DKI Jakarta Arie Budhiman. 
Anak muda yang hadir dalam acara tersebut sangat antusias mengikuti beragam acara termasuk secara merata mengunjungi stand museum yang ada. Berbagai acara lomba, penampilan grup kesenian tradisional Betawi, serta jajanan khas Betawi hadir dalam pameran ini. Selain pameran, juga ada acara bincang-bincang quo vadis museum, hasil kerja sama Bank Indonesia dan Komunitas Jelajah. 
Festival Museum Day ini bertujuan mendukung Gerakan Nasional Cinta Museum yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat terutama kaum muda agar lebih mengenal dan mencintai museum. Pejabat terkait, pelajar, guru, serta pengunjung turut serta menandatangani spanduk sepanjang 200 meter sebagai simbol dukungan Gerakan Nasional Cinta Museum 2010-2014 yang diusung Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Di tempat acara sendiri yaitu di Kawasan Kota Tua ada beberapa museum yang dapat dikunjungi adalah: Museum Bahari, Museum Bank Indonesia, Museum Bank Mandiri, Museum Fatahillah atau Museum Sejarah Jakarta, Museum Seni Rupa dan Keramik, dan Museum Wayang.
Museum sendiri secara etimologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata “mouseion”, kata ini ditujukan pada 9 Dewi Muses yaitu anak-anak Dewa Zeus yang melambangkan ilmu dan kesenian. Sekarang, nama museum diartikan sebagai ruang dokumentasi dan pelestarian warisan literatif masa lampau dan sarana memproyeksikan peradaban. Museum dalam batasan fungsional kini menjadi tempat bagi dokumentasi ilmiah, transformasi kultural, dan obyek wisata.

source : http://www.indonesia.travel/id/news/detail/377/-museum-and-memory-dalam-festival-museum-day-2011

Kota Bandung,west java-indonesia.......Diserbu Wisatawan

Ditulis 18 May 2011 pukul 13:48
Hari libur sejak Sabtu (14-5/2011) sampai Selasa (17/5/2011) kota Bandung diserbu wisatawan dan telah membuat tingkat isian kamar hotel di Kota Bandung mencapai 100%. Tinggi okupansi hotel tersebut tidak hanya di hotel berbintang tetapi juga kelas melati.
Pemilik Cihampelas Hotel Group Erwin Herwianto Muchtar mengatakan, okupansi hotel mencapai 100% pada liburan panjang lalu. Kebanyakan tamu yang datang berasal dari Jakarta. Hal yang sama diungkapkan Assisten Public Relation Aston Primer Pasteur Nitha Janietha Ekaniana. Menurutnya, tingkat okupansi hotel mencapai 95% pada liburan panjang ini dan mayoritas tamu kebanyakan dari Jakarta. Sementara di Grand Aquila, okupansi hotel mencapai 85% dengan jumlah kamar yang tersedia sebanyak 218 kamar, tutur Public Relation Manager Grand Aquila Susanti Jaya.
Kemacetan akibat libur panjang selama empat hari di Kota Bandung pun tidak terelakkan. PT Jasa Marga mencatat kendaraan yang masuk ke Gerbang Tol Pasteur selama empat hari libur diperkirakan mencapai 200.000 kendaraan. Di dalam kota mayoritas mobil berplat B memadati jalan-jalan seperti kawasan Dago, Sukajadi, Cihampelas, Jalan RE Martadinata (Riau), dan persimpangan Jalan Cipaganti-Setiabudi menjadi langganan kemacetan sejak libur panjang dimulai. Jalan-jalan tersebut merupakan pusat perbelanjaan, factory outlet dan kuliner Bandung.
Selain factory outlet yang paling banyak dikunjungi wisatawan, salah satu destinasi lain yang ramai dikunjungi wisatawan di Bandung adalah Saung Angklung Udjo di Jalan Padasuka Kota Bandung. Guest Relation Officer Saung Angklung Udjo Ikhsan Fauzi mengatakan, jumlah wisatawan yang datang sejak Sabtu (15/5/2011) sampai Selasa (17/5/2011) ini lebih banyak dibanding liburan hari biasa. Pada libur panjang kali lalu, pengunjung mencapai 600 orang per hari yang mayoritas rombongan dari sekolah dan perusahaan.
Bandung sebagai  ibu kota Jawa Barat merupakan kota tujuan wisata yang dikenal sebagai wisata belanja dan kuliner.  Bandung dikunjungi kapan saja sepanjang tahun karena tidak hanya terkenal dengan panorama pemandangan alam yang indah tetapi juga menawarkan banyak daya tarik wisata yang patut dikunjungi. Sejak berdiri berkembang akhir abad ke-19 kemudian dengan cepat Bandung menjadi tujuan favorit wisatawan karena keindahan, keunikannya budayanya, dan keramahan masyarakatnya.

Kuis Indonesia.travel Berhadiah Trip ke Pulau Komodo

Ditulis 20 May 2011 pukul 10:31
Indonesia.travel sebagai situs resmi pariwisata Republik Indonesia menggelar kuis berhadiah trip ke Pulau Komodo. Kuis tersebut diadakan 15 Mei 2011 hingga 12 Juli 2011. Pemenang kuis akan diumumkan pada 14 Juli 2011 pada saat acara Bubu Award.
Peserta kuis ini terbuka untuk seluruh warga negara Indonesia dan juga untuk peserta mancanegara. Meski memang sementara ini format pertanyaan kuis masih dalam 1 bahasa yaitu Bahasa Indonesia.
Setiap peserta yang ingin ikut serta diharuskan masuk ke link khusus kuis tersebut (klik link berikut). Ada 5 pertanyaan setiap harinya dan tiap jawaban yang benar akan memperoleh 5 poin, kemudian dapat melanjutkannya lagi di hari berikutnya.
Ada pula poin bagi yang mampu mengajak rekan lain untuk ikut kuis ini. Poin yang diperoleh dari menjawab pertanyaan atau ajakan ikut kepada yang lain akan diakumulasi hingga kuis ditutup 12 Juli 2011.
Selain pertanyaan kuis harian, di akhir minggu tiap bulannya  akan ada pertanyaan opini dengan hadiah menarik untuk 5 orang opinian terbaik.
Pemenang kuis ini akan dipilih berdasarkan perolehan poin dari 5 peringkat teratas. Pemenangnya akan dihubungi via email untuk mengirimkan data diri dan alamat. Bagi pemenang yang tidak memberikan data diri maka akan digantikan peserta lain satu peringkat di bawahnya. Keputusan pihak indonesia.travel untuk setiap pemenang kuis ini tidak dapat diganggu gugat.
Hadiah Trip ke Taman Nasional Komodo
Pemenang kuis Indonesia.travel ini akan memperoleh hadiah Trip ke Pulau Komodo dimana biaya hotel, pesawat, kapal (cruise), makan dan uang saku secukupnya akan ditanggung pihak www.indonesia.travel.
Pemenang kuis akan diberangkatkan dari Jakarta. Dimana pada hari pertama akan berangkat dari Jakarta ke Bali kemudian dilanjutkan ke Labuan Bajo dengan pesawat dan berikutnya menginap di Labuan Bajo. Pada hari kedua dari Labuan Bajo akan melanjutkan perjalanan ke  Pulau Komodo dengan kapal laut (cruise) dan menginap di Labuan Bajo. Pada hari ketiga pulang kembali dari Labuan Bajo, singgah di  Bali dan  terbang ke Jakarta.
Taman Nasional Komodo (TNK) berada di ujung barat Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Taman Nasional Komodo membentang di areal seluas 1.817 km² termasuk darat dan laut dengan pulau-pulau yang sebagian besar savanah dan dihuni beragam satwa endemik termasuk komodo (Varanus komodoensis). Di sini terdapat pula pantai berpasir merah muda atau pink beach dan tiga pulau tercantik yang dihuni komodo yakni Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Gili Matang. Taman Nasional Komodo memiliki pemandangan bawah laut yang indah dengan gugusan karang yang unik, langka, dan penuh warna-warni.

source : http://www.indonesia.travel/id/news/detail/379/indonesia-siap-gelar-balap-sepeda-internasional-tour-de-singkarak-2011