Visit My Awesome Photo's Galleries Other World's, Click Here to see!

Search This Blog

Sunday, April 17, 2011

USA TODAY: INDONESIA among the 10 GREAT places for TRAVEL BARGAINS in 2011

Posted on 7 Apr 2011 at 20:29
USATODAY.com has listed Indonesia as one of the 10 great places for travel bargains in year 2011. This year is still seen as a good time to travel. Even if budgets are limited, one only needs to look for the right place. Indonesia, with wide variety of attractions surely offers an abundance of choices at very affordable prices. Giving reference for information: www.indonesia.travel

Indonesia has been recognized as a bargain destination for a decade, and there's no reason that it will change in 2011. Resort islands like Bali are easy to reach, and although the country is popular with Australians, most Americans don't realize how much Indonesia has to offer. "It's a whole chain of islands and it's got everything: beaches, diving, mountains and culture” said Tim Leffel, author of The World's Cheapest Destinations: 21 Countries Where Your Money is Worth a Fortune ($14.95, Booklocker.com Inc.).

As an archipelagic country, Indonesia is an endless chain of wonders. From popular destinations such as Bali or Yogyakarta, to more secluded getaways such as Raja Ampat or Derawan, the splendors of the country are found almost everywhere. Accommodations and transportations also vary, making every destination affordable both for backpackers and luxury travelers.

Tim Leffel said that when problems put a nation in the headlines, tourists often shun the whole region — even when it's perfectly safe. "You can get a deal of a lifetime," he said. Far from resenting foreign presence, local business owners are glad to have visitors filling hotels and restaurants.  Other countries included on the list are: Mexico, Nepal, Honduras, Vietnam, Greece, Ireland, Ethiopia, and the U.S.A.
Source: usatoday.com

source : http://www.indonesia.travel/en/news/detail/327/usa-today-indonesia-among-the-10-great-places-for-travel-bargains-in-2011

Keindahan Surga Bawah Laut Indonesia: Pulau Maratua Pernah Dikunjungi Pangeran William

Ditulis 8 Apr 2011 pukul 01:38
Dunia bawah laut Indonesia begitu memesona dan telah memikat hati penyelam kelas dunia dari pelbagai negara. Posisi perairan laut Indonesia berada di pusat Segitiga Terumbu Karang Dunia membuatnya memiliki keanekaragaman varietas karang dan biota laut terbanyak di dunia. Tak heran surga bawah air di Indonesia sangat diminati para penyelamnya.

Setidaknya ada 56 potensi lokasi penyelaman (dive) di Indonesia seperti dicatat Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Sebanyak 13 lokasi di antaranya sudah dipromosikan seiring kesiapan infrastruktur pendukungnya. Olahraga selam yang dulu masih dianggap ekslusif, kini makin digemari dan mudah diakses. Terutama didukung berkembangnya penyediaan peralatan selam, layanan wisata selam yang dikelola oleh operator selam, serta ketersediaan pemandu selam.

Melalui survei mesin pencari di dunia maya Google, kata kunci dive+Indonesia memunculkan angka 10,7 juta laman. Proses pencarian sederhana ini lebih tinggi dari dive+Egypt  dengan 9,44 juta atau dive+Thailand yaitu 9,3 juta. Akan tetapi, kata kunci dive+Indonesia masih kalah dari dive+Australia terutama Great Barrier Reefnya yang menghasilkan 25,1 juta entry laman.

Sejumlah lokasi favorit menyelam di Indonesia banyak dikunjungi penyelam dari pelbagai negara di antaranya adalah: Raja Ampat-Papua Barat, Tulamben-Bali, Nusa Lembongan-Bali, Kepulauan Bunaken, Selat Lembeh-Sulawesi Utara, Wakatobi-Sulawesi Tenggara, Derawan-Kalimantan Timur, Alor-NTT, Ambon-Maluku, dan tentunya Komodo-NTT.

Beragam titik menyelam di Indonesia tersebut justru lebih banyak orang asing yang datang dibanding orang Indonesia sendiri. Beberapa resor yang tersedia di sekitar area penyelaman itu pun dikelola pihak asing. Akan tetapi, kini di Pulau Maratua, Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur rencananya Kaltim Resources Indonesia akan membangun resor bintang lima dan rampung tahun 2012. Dengan begitu nantinya resor tersebut menjadi satu-satunya resor bintang lima milik Indonesia karena sudah ada dua resor di Pulau Maratua namun keduanya dimiliki pihak asing.

Pulau Maratua, di Kepulauan Derawan ini ternyata pernah dikunjungi  oleh Pangeran William  yang merupakan anak tertua Pangeran Charles dari Kerajaan Inggris. Ia menginap di pulau yang indah ini selama 2 minggu. Di Pulau Maratua cukup dengan menyelam 2 meter maka pemandangan bawah laut sudah bisa dinikmati. Selain itu, ada juga penyu dan ubur-ubur air payau menjadi daya tarik tersendiri. Penyu di sini bermigrasi 25 tahun dan kembali lagi ke Maratua sebagai tempat makan dan bertelur. Di tempat lain penyu ini hanya untuk bertelur atau makan tetapi di Maratua, keduanya. Sementara itu, Pulau Kakaban merupakan rumah bagi ubur-ubur air payau. Ubur-ubur jenis ini hanya ada di Indonesia dengan ciri khasnya adalah terbalik dan bila tersentuh tidak menimbulkan gatal.

Lokasi menyelam di Wakatobi dan Togean juga tak kalah dan sudah terkenal di dunia, meskipun wisatawan asal Indonesia masih sedikit yang datang. Di sini sudah ada resor yang berdiri 10 tahun lebih dan dikunjungi wisatawan pelbagai negara seperti Eropa, Australia, Amerika, Jepang, dan Singapura.

Pulau Sepa di Kepulauan Seribu, Jakarta dapat pula dijadikan pilihan tepat untuk menyelam, meskipun airnya tak sejernih dibandingkan di Tulamben, Manado, Ambon, Kepulauan Komodo, dan Raja Ampat. Namun, Kepulauan Seribu dekat dengan Jakarta dan nyaman bagi penyelam pemula. Harga paket ke Pulau Sepa berkisar antara Rp 1,7 juta hingga Rp 2 juta, itu sudah termasuk transportasi dari Pantai Marina, Ancol, akomodasi, dan penyelaman empat kali. Pulau Sepa cocok bagi penyelam pemula dan penggemar fotografi bawah laut. Lokasinya dekat dengan Jakarta, aman dan nyaman.  Pulau ini pun sangat menarik untuk penyelaman malam hari (night dive) dan melihat kepiting warna warni (decoration crab), kepiting salju (snow crab), dan aneka jenis keong.  Selain itu ada juga pamandangan menarik di Kepulauan Seribu yaitu bangkai kapal kargo yang tenggelam (wreck). Kapal ini  panjang badannya 100 meter dan bisa ditemui di kedalaman 30 meter. Pulau Sepa, dapat ditempuh dalam waktu 2 jam dari Pantai Marina, Ancol, Jakarta Utara. Jadi, jika Anda tak punya waktu namun ingin menyelam bisa mengunjungi pulau ini di pagi dan siang hari, sorenya bisa kembali ke Jakarta.

Sumber: travel.kompas.com, travel.kompas.com/2, www.tempointeraktif.com
Foto Courtesy : derawanarchipelago.com
source : http://www.indonesia.travel/id/news/detail/328/keindahan-surga-bawah-laut-indonesia-pulau-maratua-pernah-dikunjungi-pangeran-william

10 Merk Indonesia Yang Dikira Merk Luar Negeri

Selasa, 05 April 2011

Selama ini banyak lho yang mengira merk-merk ini berasal dari luar negeri . Ternyata banyak juga kan produk-produk lokal yang kualitasnya tidak kalah dengan produk luar?!

http://i655.photobucket.com/albums/uu276/dora343/givi6.jpg

Daripada beli produk luar yang ternyata malah aspal alias bajakan mending beli produk lokal aja dech! Lagipula bukankah ini juga berarti mendukung industri dalam negeri yang otomatisi juga mendukung kemajuan negeri sendiri?!

10. Maspion

Iklan Maspion terkenal dengan ungkapan”Cintai produk-produk Indonesia!”. Maspion memang perusahaan lokal yang terkenal dengan produk alat-alat elektronik keperluan rumah tangga mulai dari setrika, blender, kipas angin sampai AC. Perusahaan yang berpusat di Surabaya ini memulai bisnisnya dari tahun 1960-an loh gan: dengan menghasilkan alat2 rumah tangga.

9. Polygon

Pasti agan kenal dengan merek sepeda yang satu ini. Mulai dari sepeda gunung, sepeda mini, sepeda BMX, sampai sepeda lipat bisa dibuat oleh pabrik sepeda yang berlokasi di Sidoarjo, Jawa Timur ini. Soal kualitas, agan jangan mergukan. Banyak pengguna biasa sampai komunitas penggemar sepeda memakai produk lokal ini. Ane juga pake sepeda ini loh gan harga sepedanya ada yang sampai 10 jutaâ€"an waw

8. Polytron

Mungkin saja di rumah kita punya tv, radio tape atau alat elektronik lain bermerk Polytron. Ini ternyata produk Indonesia looh gan! Pengalaman bikin elektronik, perusahaan ini ahlinya!. Perusahaan yang punya pabrik di kudus dan Semarang ini bisa dibilang sudah jaminan deh! Soalnya sudah sejak tahun 1970-an membuat televisi, dengan kualitas yang ga kalah sama luar negeri

7. Byon

Perkembangan tekbologi ternyata nggak membuat bangsa kita jadi penonton. Byon ikutan hadir meramaikan tren komputer notebook. Dengan harga jual yang lebih murah, Byon bukan produk asal-asalan. Melainkan punya konsep yang cukup uni, yaitu komputer notebook yang bisadi-upgrade seperti komputer desktop. Kehadiran Byon mebuktikan bangsa kita juga mampu membuat produk berteknologi tinggi

6. Lea

Walaupun merknya berbau Amerika, tapi sebenernya ini produk Indonesia loh gan! Soal model dan kualitas, pasti sering kita lihat sendiri kalau Lea ga pernah minder berdiri sejajar dengan jenas merk2 lokal di mall manapun. Walaupun tampilannya seperti produk impor

5. Tomkins

Mulai dari sepatu olahraga, sepatu bola, sampai sepatu futsal, tersedia dalam merk ini. Soal ukuran, dari dewasa sampao anak2 tersedia. Agan tidak usah bingung kesannya namanya bule banget. Padahal sepatu Tomkins memang produk lokal gan

4. Bodypack dan Eiger

Kedua merk ini bernaung dalam satu induk perusahaan yang berpusat di Bandung. Kedua merk ini dikenal dengan produk tasnya. Bedanya Bodypack sekarang memfokuskan diri pada produk2 tas laptop dan tas gadget, sedangkan Euger setia pada produk2 berbau kegiatan berbau alam bebas. Kualitas Eiger memang sudah dikenal luas dikalangan penggiat alam bebas.

3. J.CO Donuts and Coffe

Tahun 2005, outlet pertama J.CO donuts ane coffe dibuka di Supermall Karawaci. Sejak itu J.CO terus mengembangkan sayap di berbagai mall diIndonesia. Dengan mengandalkan racikan donat dan kopi berkualitas internasional, perusahaan lokal dengan rasa internasional ini terus berkembang. J.CO bahkan ada di Malisya dan Singapura. Perusahaan ini dimili oleh Johhny Andrean

2. CFC

Restoran ayam goreng ini namanya Amerika banget gan. Padahal ini perusahaan lokal. California Fried Chicken pertama kali didirikan oleh Pioneerdo Gourment International Tbk, 13 Desember 1983, dengan nama California Pioneer Chicken. Tahun 1988 mengganti nama menjadi yang sekarang ini. Soal rasanya, nggak kalah kok gan dari restoran ayam asal Amerika

1. Hoka Hoka Bento

Hoka Hoka Bento merupakan restoran yang menyajikan makanan Jepang. pertama kali didirikan dibawah naungan PT Eka Bogainti. Dengan restoran pertama berlokasi di Kebun Kacang, Jakarta. Walaupun kelihatan seperti produk luar negeri, tapi ternyata Hoka Hoka Bento produk lokal loh gan! Kualitas makannya ga kalah sama makanan Jepang yang asli.

source : http://www.beritanyata.tk/2011/04/10-merk-indonesia-yang-dikira-merk-luar.html

Debut Baru Oprah, OWN (The Oprah Winfrey Network)

foto berita artikel
Pada hari Selasa yang lalu (15/1), secara resmi Oprah Winfrey and Discovery Communications mengumumkan rencana mereka untuk membuat OWN (The Oprah Winfrey Network). Media multi-platform yang baru ini dirancang untuk menyuguhkan hiburan, informasi dan anspirasi hidup bagi para penontonnya. OWN sendiri direncanakan akan memulai debut perdananya pada tahun 2009 pada lebih dari 70 juta pelanggan TV kabel Discovery Health Channel di setiap rumah. Kerja sama ini juga akan memasukkan di dalamnya digital platform milik Oprah yang telah memenangkan berbagai penghargaan, Oprah.com.
Dalam situs resminya Oprah mengatakan, “Lima belas tahun yang lalu, saya pernah menulis dalam sebuah catatan harian saya, bahwa suatu hari nanti saya akan membuat sebuah television network, karena seperti yang selalu saya rasakan setiap kali saya membawakan acara saya, semua itu barulah permulaan dari apa yang dapat saya raih di masa depan”. Oprah sendiri akan bertindak sebagai pemimpin dari OWN (The Oprah Winfrey Network) ini. Lebih lanjut Oprah mengatakan, “Bagi saya, peluncuran The Oprah Winfrey Network merupakan suatu evolusi dalam pekerjaan saya di pertelevisian selama beberapa tahun ini, selain juga merupakan perluasan bidang kerja dari acara saya”.
Discovery Communications sendiri merupakan sebuah perusahaan media digital nomor satu  dunia yang telah meraih angka lebih dari 15 milliar pemirsa di lebih dari 170 negara di seluruh dunia. Discovery's 100-plus worldwide networks sendiri membawahi Discovery Channel, TLC, Animal Planet, The Science Channel, Discovery Health dan HD Theater, dengan property digital media yang meliputi HowStuffWorks.com. Discovery Communications merupakan milik Discovery Holding Company (NASDAQ: DISCA, DISCB), Advance/Newhouse Communications dan John S. Hendricks, pendiri sekaligus pemimpin Discovery.
"Tidak ada suara yang lebih kuat dari suara Oprah Winfrey dalam mengajak, memotivasi dan memulihkan suatu hubungan satu orang dengan yang lain, untuk hidup yang lebih bahagia dan sejahtera. Secara pribadi, Oprah telah menginspirasi saya, dan melalui kerja sama dalam sebuah venture saya berharap talenta Oprah dan kepemimpinannya akan menghasilkan sebuah dedikasi dalam memotivasi dan menginspirasi orang melalui media, baik secara on-air maupun on-line”, kata David Zaslav, President sekaligus CEO Discovery Communications.
OWN (The Oprah Winfrey Network) sendiri mempunyai misi untuk menciptakan sebuah multiple platform bagi wanita, pria, dan keluarganya dengan tujuan dan semangat : untuk menikmati kehidupan, untuk menginspirasi dan menghibur, untuk menguatkan pemirsa di seluruh dunia untuk melakukan yang terbaik dalam kehidupannya, baik itu di saat suka maupun duka dalam hidupnya.
Dan dalam rangka mengembangkan talentanya tersebut, Oprah mempunyai komitmen penuh untuk mengontrol seluruh proses editorial, serta akan bertanggungjawab penuh atas seluruh program, branding serta creative vision dari OWN (The Oprah Winfrey Network) yang dipimpinnya.(/dna)
Sumber : oprah.com
source : http://www.beritanet.com/Life-Style/OWN-The-Oprah-Winfrey-Network.html

Tahukah Anda part 5

suntingNuvola apps kpdf.png Tahukah Anda...

Agama di Indonesia

Peta penyebaran agama di Indonesia.
Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila: “KeTuhanan Yang Maha Esa”. Sejumlah agama di Indonesia berpengaruh secara kolektif terhadap politik, ekonomi dan budaya.[1] Di tahun 2010, kira-kira 85,1% dari 240.271.522 penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam, 9,2% Protestan, 3,5% Katolik, 1,8% Hindu, dan 0,4% Buddha.[2]
Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa "tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya" dan "menjamin semuanya akan kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya".[3] Pemerintah, bagaimanapun, secara resmi hanya mengakui enam agama, yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu.[4][5]
Dengan banyaknya agama maupun aliran kepercayaan yang ada di Indonesia, konflik antar agama sering kali tidak terelakkan. Lebih dari itu, kepemimpinan politis Indonesia memainkan peranan penting dalam hubungan antar kelompok maupun golongan. Program transmigrasi secara tidak langsung telah menyebabkan sejumlah konflik di wilayah timur Indonesia. [6]

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Sejarah

Jalur Sutra, yang menghubungkan antara India dan Indonesia.
Berdasar sejarah, kaum pendatang telah menjadi pendorong utama keanekaragaman agama dan kultur di dalam negeri dengan pendatang dari India, Tiongkok, Portugal, Arab, dan Belanda. [7] Bagaimanapun, hal ini sudah berubah sejak beberapa perubahan telah dibuat untuk menyesuaikan kultur di Indonesia
Hindu dan Buddha telah dibawa ke Indonesia sekitar abad kedua dan abad keempat Masehi ketika pedagang dari India datang ke Sumatera, Jawa dan Sulawesi, membawa agama mereka. Hindu mulai berkembang di pulau Jawa pada abad kelima Masehi dengan kasta Brahmana yang memuja Siva. Pedagang juga mengembangkan ajaran Buddha pada abad berikut lebih lanjut dan sejumlah ajaran Buddha dan Hindu telah memengaruhi kerajaan-kerajaan kaya, seperti Kutai, Sriwijaya, Majapahit dan Sailendra.[8] Sebuah candi Buddha terbesar di dunia, Borobudur, telah dibangun oleh Kerajaan Sailendra pada waktu yang sama, begitu pula dengan candi Hindu, Prambanan juga dibangun. Puncak kejayaan Hindu-Jawa, Kerajaan Majapahit, terjadi pada abad ke-14 M, yang juga menjadi zaman keemasan dalam sejarah Indonesia. [9]
Islam pertama kali masuk ke Indonesia pada abad ke-7 melalui pedagang Arab. Islam menyebar sampai pantai barat Sumatera dan kemudian berkembang ke timur pulau Jawa. Pada periode ini terdapat beberapa kerajaan Islam, yaitu kerajaan Demak, Pajang, Mataram dan Banten. Pada akhir abad ke-15 M, 20 kerajaan Islam telah dibentuk, mencerminkan dominasi Islam di Indonesia.
Kristen Katolik dibawa masuk ke Indonesia oleh bangsa Portugis, khususnya di pulau Flores dan Timor.[10]
Kristen Protestan pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Belanda pada abad ke-16 M dengan pengaruh ajaran Calvinis dan Lutheran. Wilayah penganut animisme di wilayah Indonesia bagian Timur, dan bagian lain, merupakan tujuan utama orang-orang Belanda, termasuk Maluku, Nusa Tenggara, Papua dan Kalimantan. Kemudian, Kristen menyebar melalui pelabuhan pantai Borneo, kaum misionarispun tiba di Toraja, Sulawesi. Wilayah Sumatera juga menjadi target para misionaris ketika itu, khususnya adalah orang-orang Batak, dimana banyak saat ini yang menjadi pemeluk Protestan. [11]
Perubahan penting terhadap agama-agama juga terjadi sepanjang era Orde Baru. [12] Antara tahun 1964 dan 1965, ketegangan antara PKI dan pemerintah Indonesia, bersama dengan beberapa organisasi, mengakibatkan terjadinya konflik dan pembunuhan terburuk di abad ke-20. [13] Atas dasar peristiwa itu, pemerintahan Orde Baru mencoba untuk menindak para pendukung PKI, dengan menerapkan suatu kebijakan yang mengharuskan semua untuk memilih suatu agama, karena kebanyakan pendukung PKI adalah ateis.[12] Sebagai hasilnya, tiap-tiap warganegara Indonesia diharuskan untuk membawa kartu identitas pribadi yang menandakan agama mereka. Kebijakan ini mengakibatkan suatu perpindahan agama secara massal, dengan sebagian besar berpindah agama ke Kristen Protestan dan Kristen Katolik. Karena Konghucu bukanlah salah satu dari status pengenal agama, banyak orang Tionghoa juga berpindah ke Kristen atau Buddha. [12]

[sunting] Enam agama utama di Indonesia

Berdasarkan Penjelasan Atas Penetapan Presiden No 1 Tahun 1965 Tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama pasal 1, "Agama-agama yang dipeluk oleh penduduk di Indonesia ialah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Khong Hu Cu (Confusius)".[14]

[sunting] Islam

Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh, Indonesia.
Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia, dengan 85% dari jumlah penduduk adalah penganut ajaran Islam.[15] Mayoritas Muslim dapat dijumpai di wilayah barat Indonesia seperti di Jawa dan Sumatera. Sedangkan di wilayah timur Indonesia, persentase penganutnya tidak sebesar di kawasan barat. [16] Sekitar 98% Muslim di Indonesia adalah penganut aliran Sunni. [17] Sisanya, sekitar dua juta pengikut adalah Syiah (di atas satu persen), berada di Aceh.[17]
Sejarah Islam di Indonesia sangatlah kompleks dan mencerminkan keanekaragaman dan kesempurnaan tersebut kedalam kultur.[16] Pada abad ke-12, sebagian besar pedagang orang Islam dari India tiba di pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Hindu yang dominan beserta kerajaan Buddha, seperti Majapahit dan Sriwijaya, mengalami kemunduran, dimana banyak pengikutnya berpindah agama ke Islam. Dalam jumlah yang lebih kecil, banyak penganut Hindu yang berpindah ke Bali, sebagian Jawa dan Sumatera. [16] Dalam beberapa kasus, ajaran Islam di Indonesia dipraktikkan dalam bentuk yang berbeda jika dibandingkan dengan Islam daerah Timur Tengah.
Ada pula sekelompok pemeluk Ahmadiyah yang kehadirannya belakangan ini sering dipertanyakan. Aliran ini telah hadir di Indonesia sejak 1925. Pada 9 Juni 2008, pemerintah Indonesia mengeluarkan sebuah surat keputusan yang praktis melarang Ahmadiyah melakukan aktivitasnya ke luar. Dalam surat keputusan itu dinyatakan bahwa Ahmadiyah dilarang menyebarkan ajarannya.[18]

[sunting] Kristen Protestan

Kristen Protestan berkembang di Indonesia selama masa kolonial Belanda (VOC), pada sekitar abad ke-16. Kebijakan VOC yang mereformasi Katolik dengan sukses berhasil meningkatkan jumlah penganut paham Protestan di Indonesia.[19]Agama ini berkembang dengan sangat pesat di abad ke-20, yang ditandai oleh kedatangan para misionaris dari Eropa ke beberapa wilayah di Indonesia, seperti di wilayah barat Papua dan lebih sedikit di kepulauan Sunda.[20] Pada 1965, ketika terjadi perebutan kekuasaan, orang-orang tidak beragama dianggap sebagai orang-orang yang tidak ber-Tuhan, dan karenanya tidak mendapatkan hak-haknya yang penuh sebagai warganegara.[20] Sebagai hasilnya, gereja Protestan mengalami suatu pertumbuhan anggota.
Protestan membentuk suatu perkumpulan minoritas penting di beberapa wilayah. Sebagai contoh, di pulau Sulawesi, 97% penduduknya adalah Protestan, terutama di Tana Toraja, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara. Sekitar 75% penduduk di Tana Toraja adalah Protestan. dibeberapa wilayah, keseluruhan desa atau kampung memiliki sebutan berbeda terhadap aliran Protestan ini, tergantung pada keberhasilan aktivitas para misionaris.[21]
Di Indonesia, terdapat dua provinsi yang mayoritas penduduknya adalah Protestan, yaitu Papua,dan Sulawesi Utara dengan 90% - 94% dari jumlah penduduk. Di Papua, ajaran Protestan telah dipraktikkan secara baik oleh penduduk asli. Di Sulawesi Utara, kaum Minahasa, berpindah agama ke Protestan pada sekitar abad ke-18. [22] Saat ini, kebanyakan dari penduduk asli Sulawesi Utara menjalankan beberapa aliran Protestan. Selain itu, para transmigran dari pulau Jawa dan Madura yang beragama Islam juga mulai berdatangan. Sepuluh persen lebih-kurang; dari jumlah penduduk Indonesia adalah penganut Kristen Protestan.

[sunting] Hindu

Seorang perempuan Hindu Bali sedang menempatkan sesajian di tempat suci keluarganya
Kebudayaan dan agama Hindu tiba di Indonesia pada abad pertama Masehi, bersamaan waktunya dengan kedatangan agama Buddha,[23] yang kemudian menghasilkan sejumlah kerajaan Hindu-Buddha seperti Kutai, Mataram dan Majapahit. Candi Prambanan adalah kuil Hindu yang dibangun semasa kerajaan Majapahit, semasa dinasti Sanjaya. Kerajaan ini hidup hingga abad ke 16 M, ketika kerajaan Islam mulai berkembang. Periode ini, dikenal sebagai periode Hindu-Indonesia, bertahan selama 16 abad penuh.[24]
Hindu di Indonesia berbeda dengan Hindu lainnya di dunia.[25]Sebagai contoh, Hindu di Indonesia, secara formal ditunjuk sebagai agama Hindu Dharma, tidak pernah menerapkan sistem kasta. Contoh lain adalah, bahwa Epos keagamaan Hindu Mahabharata (Pertempuran Besar Keturunan Bharata) dan Ramayana (Perjalanan Rama), menjadi tradisi penting para pengikut Hindu di Indonesia, yang dinyatakan dalam bentuk wayang dan pertunjukan tari. Aliran Hindu juga telah terbentuk dengan cara yang berbeda di daerah pulau Jawa, yang jadilah lebih dipengaruhi oleh versi Islam mereka sendiri, yang dikenal sebagai Islam Abangan atau Islam Kejawen. [26]
Semua praktisi agama Hindu Dharma berbagi kepercayaan dengan banyak orang umum, kebanyakan adalah Lima Filosofi: Panca Srada. [27] Ini meliputi kepercayaan satu Yang Maha Kuasa Tuhan, kepercayaan di dalam jiwa dan semangat, serta karma atau kepercayaan akan hukuman tindakan timbal balik. Dibanding kepercayaan atas siklus kelahiran kembali dan reinkarnasi, Hindu di Indonesia lebih terkait dengan banyak sekali yang berasal dari nenek moyang roh. Sebagai tambahan, agama Hindu disini lebih memusatkan pada seni dan upacara agama dibanding kitab, hukum dan kepercayaan. [25]
Menurut catatan, jumlah penganut Hindu di Indonesia pada tahun 2006 adalah 6,5 juta orang), [28] sekitar 1,8% dari jumlah penduduk Indonesia, merupakan nomor empat terbesar. Namun jumlah ini diperdebatkan oleh perwakilan Hindu Indonesia, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI). PHDI memberi suatu perkiraan bahwa ada 18 juta orang penganut Hindu di Indonesia. [29] Sekitar 93 % penganut Hindu berada di Bali. Selain Bali juga terdapat di Sumatera, Jawa, Lombok, dan pulau Kalimantan yang juga memiliki populasi Hindu cukup besar, yaitu di Kalimantan Tengah, sekitar 15,8 % (sebagian besarnya adalah Hindu Kaharingan, agama lokal Kalimantan yang digabungkan ke dalam agama Hindu).

[sunting] Buddha

Bhikku Buddha melakukan ritual keagamaan mereka di Borobudur
Buddha merupakan agama tertua kedua di Indonesia, tiba pada sekitar abad keenam masehi. [30]Sejarah Buddha di Indonesia berhubungan erat dengan sejarah Hindu, sejumlah kerajaan Buddha telah dibangun sekitar periode yang sama. Seperti kerajaan Sailendra, Sriwijaya dan Mataram. Kedatangan agama Buddha telah dimulai dengan aktivitas perdagangan yang mulai pada awal abad pertama melalui Jalur Sutra antara India dan Indonesia. [31] Sejumlah warisan dapat ditemukan di Indonesia, mencakup candi Borobudur di Magelang dan patung atau prasasti dari sejarah Kerajaan Buddha yang lebih awal.
Mengikuti kejatuhan Soekarno pada pertengahan tahun 1960-an, dalam Pancasila ditekankan lagi pengakuan akan satu Tuhan (monoteisme). [32] Sebagai hasilnya, pendiri Perbuddhi (Persatuan Buddha Indonesia), Bhikku Ashin Jinarakkhita, mengusulkan bahwa ada satu dewata tertinggi, Sang Hyang Adi Buddha. Hal ini didukung dengan sejarah di belakang versi Buddha Indonesia di masa lampau menurut teks Jawa kuno dan bentuk candi Borobudur.
Menurut sensus nasional tahun 1990, lebih dari 1% dari total penduduk Indonesia beragama Buddha, sekitar 1,8 juta orang. [30] Kebanyakan penganut agama Buddha berada di Jakarta, walaupun ada juga di lain provinsi seperti Riau, Sumatra Utara dan Kalimantan Barat. Namun, jumlah ini mungkin terlalu tinggi, mengingat agama Konghucu dan Taoisme tidak dianggap sebagai agama resmi di Indonesia, sehingga dalam sensus diri mereka dianggap sebagai penganut agama Buddha. [30]

[sunting] Kristen Katolik

Katedral di Jakarta

[sunting] Umat Katolik Perintis di Indonesia: 645 - 1500

Agama Katolik untuk pertama kalinya masuk ke Indonesia pada bagian pertama abad ketujuh di Sumatera Utara. Fakta ini ditegaskan kembali oleh (Alm) Prof. Dr. Sucipto Wirjosuprapto. Untuk mengerti fakta ini perlulah penelitian dan rentetan berita dan kesaksian yang tersebar dalam jangka waktu dan tempat yang lebih luas. Berita tersebut dapat dibaca dalam sejarah kuno karangan seorang ahli sejarah Shaykh Abu Salih al-Armini yang menulis buku "Daftar berita-berita tentang Gereja-gereja dan pertapaan dari provinsi Mesir dan tanah-tanah di luarnya". yang memuat berita tentang 707 gereja dan 181 pertapaan Serani yang tersebar di Mesir, Nubia, Abbessinia, Afrika Barat, Spanyol, Arabia, India dan Indonesia.
Dengan terus dilakukan penyelidikan berita dari Abu Salih al-Armini kita dapat mengambil kesimpulan kota Barus yang dahulu disebut Pancur dan saat ini terletak di dalam Keuskupan Sibolga di Sumatera Utara adalah tempat kediaman umat Katolik tertua di Indonesia. Di Barus juga telah berdiri sebuah Gereja dengan nama Gereja Bunda Perawan Murni Maria (Gereja Katolik Indonesia seri 1, diterbitkan oleh KWI)

[sunting] Awal mula: abad ke-14 sampai abad ke-18

Dan selanjutnya abad ke-14 dan ke-15 entah sebagai kelanjutan umat di Barus atau bukan ternyata ada kesaksian bahwa abad ke-14 dan ke-15 telah ada umat Katolik di Sumatera Selatan.
Kristen Katolik tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis, yang kemudian diikuti bangsa Spanyol yang berdagang rempah-rempah. [20]
Banyak orang Portugis yang memiliki tujuan untuk menyebarkan agama Katolik Roma di Indonesia, dimulai dari kepulauan Maluku pada tahun 1534. Antara tahun 1546 dan 1547, pelopor misionaris Kristen, Fransiskus Xaverius, mengunjungi pulau itu dan membaptiskan beberapa ribu penduduk setempat. [33]
Pada abad ke-16, Portugis dan Spanyol mulai memperluas pengaruhnya di Manado & Minahasa, salah satunya adalah menyebarkan agama Kristen Katolik namun hal tersebut tidak bertahan lama sejak VOC berhasil mengusir Spanyol & Portugis dari Sulawesi Utara. VOC pun mulai menguasai Sulawesi Utara, untuk melindungi kedudukannya di Maluku.
Selama masa VOC, banyak praktisi paham Katolik Roma yang jatuh, dalam hal kaitan kebijakan VOC yang mengkritisi agama itu. Yang paling tampak adalah di Sulawesi Utara, Flores dan Timor Timur.
Pada tahun 2006, 3% dari penduduk Indonesia adalah Katolik, lebih kecil dibandingkan para penganut Protestan. Mereka kebanyakan tinggal di Papua dan Flores.

[sunting] Khonghucu

Agama Konghucu berasal dari Cina daratan dan yang dibawa oleh para pedagang Tionghoa dan imigran. Diperkirakan pada abad ketiga Masehi, orang Tionghoa tiba di kepulauan Nusantara.[4] Berbeda dengan agama yang lain, Konghucu lebih menitikberatkan pada kepercayaan dan praktik yang individual, lepas daripada kode etik melakukannya, bukannya suatu agama masyarakat yang terorganisir dengan baik, atau jalan hidup atau pergerakan sosial. Di era 1900-an, pemeluk Konghucu membentuk suatu organisasi, disebut Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) di Batavia (sekarang Jakarta).
Setelah kemerdekaan Indonesia di tahun 1945, umat Konghucu di Indonesia terikut oleh beberapa huru-hara politis dan telah digunakan untuk beberapa kepentingan politis. Pada 1965, Soekarno mengeluarkan sebuah keputusan presiden No. 1/Pn.Ps/1965 1/Pn.Ps/1965, di mana agama resmi di Indonesia menjadi enam, termasuklah Konghucu. [4] Pada awal tahun 1961, Asosiasi Khung Chiao Hui Indonesia (PKCHI), suatu organisasi Konghucu, mengumumkan bahwa aliran Konghucu merupakan suatu agama dan Confucius adalah nabi mereka.
Tahun 1967, Soekarno digantikan oleh Soeharto, menandai era Orde Baru. Di bawah pemerintahan Soeharto, perundang-undangan anti Tiongkok telah diberlakukan demi keuntungan dukungan politik dari orang-orang, terutama setelah kejatuhan PKI, yang diklaim telah didukung oleh Tiongkok.[4] Soeharto mengeluarkan instruksi presiden No. 14/1967, mengenai kultur Tionghoa, peribadatan, perayaan Tionghoa, serta menghimbau orang Tionghoa untuk mengubah nama asli mereka. Bagaimanapun, Soeharto mengetahui bagaimana cara mengendalikan Tionghoa Indonesia, masyarakat yang hanya 3% dari populasi penduduk Indonesia, tetapi memiliki pengaruh dominan di sektor perekonomian Indonesia. [34] Di tahun yang sama, Soeharto menyatakan bahwa “Konghucu berhak mendapatkan suatu tempat pantas di dalam negeri” di depan konferensi PKCHI.[4]
Pada tahun 1969, UU No. 5/1969 dikeluarkan, menggantikan keputusan presiden tahun 1967 mengenai enam agama resmi. Namun, hal ini berbeda dalam praktiknya. Pada 1978, Menteri Dalam Negeri mengeluarkan keputusan bahwa hanya ada lima agama resmi, tidak termasuk Konghucu.[4] Pada tanggal 27 Januari 1979, dalam suatu pertemuan kabinet, dengan kuat memutuskan bahwa Konghucu bukanlah suatu agama. Keputusan Menteri Dalam Negeri telah dikeluarkan pada tahun 1990 yang menegaskan bahwa hanya ada lima agama resmi di Indonesia.
Karenanya, status Konghucu di Indonesia pada era Orde Baru tidak pernah jelas. De jure, berlawanan hukum, di lain pihak hukum yang lebih tinggi mengizinkan Konghucu, tetapi hukum yang lebih rendah tidak mengakuinya. De facto, Konghucu tidak diakui oleh pemerintah dan pengikutnya wajib menjadi agama lain (biasanya Kristen atau Buddha) untuk menjaga kewarganegaraan mereka. Praktik ini telah diterapkan di banyak sektor, termasuk dalam kartu tanda penduduk, pendaftaran perkawinan, dan bahkan dalam pendidikan kewarga negaraan di Indonesia yang hanya mengenalkan lima agama resmi. [4]
Setelah reformasi Indonesia tahun 1998, ketika kejatuhan Soeharto, Abdurrahman Wahid dipilih menjadi presiden yang keempat. Wahid mencabut instruksi presiden No. 14/1967 dan keputusan Menteri Dalam Negeri tahun 1978. Agama Konghucu kini secara resmi dianggap sebagai agama di Indonesia. Kultur Tionghoa dan semua yang terkait dengan aktivitas Tionghoa kini diizinkan untuk dipraktekkan. Warga Tionghoa Indonesia dan pemeluk Konghucu kini dibebaskan untuk melaksanakan ajaran dan tradisi mereka.

[sunting] Agama dan kepercayaan lainnya

Beberapa agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia:

[sunting] Yahudi

Terdapat komunitas kecil Yahudi yang tidak diakui di Jakarta dan Surabaya. Pendirian Yahudi awal di kepulauan ini berasal dari Yahudi Belanda yang datang untuk berdagang rempah. Pada tahun 1850-an, sekitar 20 keluarga Yahudi dari Belanda dan Jerman tinggal di Jakarta (waktu itu disebut Batavia). Beberapa tinggal di Semarang dan Surabaya. Beberapa Yahudi Baghdadi juga tinggal di pulau ini. Pada tahun 1945, terdapat sekitar 2.000 Yahudi Belanda di Indonesia. Pada tahun 1957, dilaporkan masih ada sekitar 450 orang Yahudi, terutama Ashkenazim di Jakarta dan Sephardim di Surabaya. Komunitas ini berkurang menjadi 50 pada tahun 1963. Pada tahun 1997, hanya terdapat 20 orang Yahudi, beberapa berada di Jakarta dan sedikit keluarga Baghdadi di Surabaya.[35]
Yahudi di Surabaya memiliki sinagoga. Mereka hanya sedikit hubungan dengan Yahudi di luar Indonesia. Tidak ada pelayanan yang diberikan pada sinagoga.[36] Sinagoga ini telah ditutup oleh umat Muslim yang menentang Perang Gaza 2008-2009.[37] Satu-satunya sinagoga yang masih tersisa terletak di luar kota Manado, yang hanya dihadiri oleh sekitar 10 orang saja.[37]

[sunting] Baha'i

Di Indonesia hadir sejumlah pemeluk agama Baha'i. Berapa jumlah mereka sebenarnya tidak diketahui dengan pasti karena seringkali mereka mengalami tekanan dan penolakan dari masyarakat sekitarnya.[38] Salah satu penganut agama Baha'i yang diketahui secara terbatas adalah belasan penganut di sebuah wilayah di Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

[sunting] Kristen Ortodoks

Meskipun Kristen Ortodoks sudah hadir di Indonesia melalui kaum Non-Kalsedon di Sumatera pada abad ke-7, baru pada abad ke-20 Gereja ini hadir dengan resmi. Ada dua kelompok Ortodoks di Indonesia, yaitu Gereja Ortodoks Yunani,[39] dan Gereja Ortodoks Siria yang berkiblat ke Antiokhia.[40]

[sunting] Hubungan antar agama

Walaupun pemerintah Indonesia mengenali sejumlah agama berbeda, konflik antar agama kadang-kadang tidak terelakkan. Di masa Orde Baru, Soeharto mengeluarkan perundang-undangan yang oleh beberapa kalangan dirasa sebagai anti Tionghoa. Presiden Soeharto mencoba membatasi apapun yang berhubungan dengan budaya Tionghoa, mencakup nama dan agama. [41] Sebagai hasilnya, Buddha dan Khonghucu telah diasingkan.
Antara 1966 dan 1998, Soeharto berikhtiar untuk de-Islamisasi pemerintahan, dengan memberikan proporsi lebih besar terhadap orang-orang Kristen di dalam kabinet.[42] Namun pada awal 1990-an, isu Islamisasi yang muncul, dan militer terbelah menjadi dua kelompok, nasionalis dan Islam.[42] Golongan Islam, yang dipimpin oleh Jenderal Prabowo, berpihak pada Islamisasi, sedangkan Jenderal Wiranto dari golongan nasionalis, berpegang pada negara sekuler.
Semasa era Soeharto, program transmigrasi di Indonesia dilanjutkan, setelah diaktifkan oleh pemerintahan Hindia Belanda pada awal abad ke-19. Maksud program ini adalah untuk memindahkan penduduk dari daerah padat seperti pulau Jawa, Bali dan Madura ke daerah yang lebih sedikit penduduknya, seperti Ambon, kepulauan Sunda dan Papua. Kebijakan ini mendapatkan banyak kritik, dianggap sebagai kolonisasi oleh orang-orang Jawa dan Madura, yang membawa agama Islam ke daerah non-Muslim.[6] Penduduk di wilayah barat Indonesia kebanyakan adalah orang Islam dengan Kristen merupakan minoritas kecil, sedangkan daerah timur, populasi Kristen adalah sama atau bahkan lebih besar dibanding populasi orang Islam. Hal ini bahkan telah menjadi pendorong utama terjadinya konflik antar agama dan ras di wilayah timur Indonesia, seperti kasus Poso di tahun 2005.
Pemerintah telah berniat untuk mengurangi konflik atau ketegangan tersebut dengan pengusulan kerjasama antar agama. [43] Kementerian Luar Negeri, bersama dengan organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama, yang dipegang oleh Sarjana Islam Internasional, memperkenalkan ajaran Islam moderat, yang mana dipercaya akan mengurangi ketegangan tersebut.[43] Pada 6 Desember 2004, dibuka konferensi antar agama yang bertema “Dialog Kooperasi Antar Agama: Masyarakat Yang Membangun dan Keselarasan”. Negara-negara yang hadir di dalam konferensi itu ialah negara-negara anggota ASEAN, Australia, Timor Timur, Selandia Baru dan Papua Nugini, yang dimaksudkan untuk mendiskusikan kemungkinan kerjasama antar kelompok agama berbeda di dalam meminimalkan konflik antar agama di Indonesia. [43] Pemerintah Australia, yang diwakili oleh menteri luar negerinya, Alexander Downer, sangat mendukung konferensi tersebut.

[sunting] Animisme

Kepercayaan terhadap benda mati (animisme) di Indonesia sama dengan penyembah benda mati di dunia lainnya, yang mana, suatu kepercayaan terhadap objek tertentu, seperti pohon, batu atau orang-orang. Kepercayaan ini telah ada dalam sejarah Indonesia yang paling awal, di sekitar pada abad pertama, tepat sebelum Hindu tiba Indonesia. [44] Lagipula, dua ribu tahun kemudian, dengan keberadaan Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Konghucu dan agama lainnya, penyembah benda mati masih tersisa di beberapa wilayah di Indonesia. Bagaimanapun, kepercayaan ini tidak diterima sebagai agama resmi di Indonesia, sebagaimana dinyatakan di dalam Pancasila bahwa kepercayaan itu pada Ketuhanan Yang Maha Esa atau monoteisme. [44] Penyembah benda mati, pada sisi lain tidak percaya akan dewa tertentu.

[sunting] Daftar kepribadian agama

Agama Pemimpin Umat Kitab Suci Tempat Ibadat Hari Libur Nasional Hari Agama Nasional Pelaksanaan Ibadah
Islam Kyai
Habib
Syekh
Al Quran Mesjid Idul Fitri
Idul Adha
Tahun Baru Hijriyah
Maulid Nabi Muhammad SAW
Isra dan Mi'raj
Nuzulul Qur'an 5 kali sehari dari Senin-Minggu
Kristen Pendeta Alkitab Gereja Wafatnya Yesus Kristus
Kebangkitan Yesus Kristus
Kenaikan Yesus Kristus
Natal
Jumat Agung
Minggu Paskah
Natal
Minggu(sabtu bagi adventiss)
Katolik Pastor Alkitab Gereja Wafatnya Yesus Kristus
Kebangkitan Yesus Kristus
Kenaikan Yesus Kristus
Natal
Rabu Abu
Kamis Putih
Jumat Agung
Sabtu Suci
Minggu Paskah
Natal
Sabtu, Minggu
Hindu Sulinggih
Pedanda
Pandita
Weda Pura Nyepi Galungan
Kuningan
Saraswati
Siwaratri
Pagerwesi
Rabu, Sabtu
Buddha Biksu
Pandita
Tripitaka Vihara Waisak Kathina
Asadha
Magha Puja
Senin, Minggu
Khonghucu Xueshi
Wenshi
Jiaosheng
Sishu
Wujing
Xiao Jing
Klenteng
Kong Miao
Wen Miao
Litang
Imlek Jing Tian Gong (Khing Thi Kong)
Harlah Nabi
Hari Wafat Nabi
Qing Ming
Duan Wu
Dong Zhi
Tgl.1 dan 15 Yinli /Imlek, Minggu