Visit My Awesome Photo's Galleries Other World's, Click Here to see!

Search This Blog

Thursday, March 17, 2011

Sabuk Kuiper

Sabuk Kuiper

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Sabuk Kuiper (bahasa Inggris: Kuiper belt) adalah sebuah wilayah di Tata Surya yang berada dari sekitar orbit Neptunus (sekitar 30 AU) sampai jarak 50 AU dari Matahari. Objek-objek di dalam sabuk Kuiper ini disebut sebagai objek trans-Neptunus.
Objek yang diketahui di Sabuk Kuiper

Hipotesis

Astronom pertama yang mengemukakan keberadaan sabuk ini adalah Frederick C. Leonard pada 1930 dan Kenneth E. Edgeworth tahun 1943. Pada tahun 1951, Gerard Kuiper mengemukakan bahwa sabuk tersebut merupakan sumber dari komet berumur pendek (komet yang memiliki periode orbit kurang dari 200 tahun). Sabuk dan objek-objek di dalamnya dinamai sesuai dengan nama Kuiper setelah penemuan (15760) 1992 QB1.
[sembunyikan]
Tata Surya

Asteroid

Asteroid

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Asteroid, pernah disebut sebagai planet minor atau planetoid, adalah benda berukuran lebih kecil daripada planet, tetapi lebih besar daripada meteoroid, umumnya terdapat di bagian dalam Tata Surya (lebih dalam dari orbit planet Neptunus). Asteroid berbeda dengan komet dari penampakan visualnya. Komet menampakkan koma ("ekor") sementara asteroid tidak.

[sunting] Asteroid dalam sistem tatasurya


Sabuk asteroid (titik-titik putih).

Dari kiri ke kanan: 4 Vesta, 1 Ceres, Bulan.
Asteroid pertama yang ditemukan adalah 1 Ceres yang ditemukan pada tahun 1801 oleh Giuseppe Piazzi. Kala itu, asteroid disebut sebagai planetoid.
Sudah sebanyak ratusan ribu asteroid di dalam tatasurya kita diketemukan dan kini penemuan baru itu rata-rata sebanyak 5000 buah per bulannya. Pada 27 Agustus 2006, dari total 339.376 planet kecil yang terdaftar, 136.563 di antaranya memiliki orbit yang cukup dikenal sehingga bisa diberi nomor resmi yang permanen. Di antara planet-planet tersebut, 13.350[1] memiliki nama resmi (trivia: kira-kira 650 di antara nama ini memerlukan tanda pengenal). Nomor terbawah tetapi berupa planet kecil tak bernama yaitu (3360) 1981 VA; planet kecil yang dinamai dengan nomor teratas (kecuali planet katai 136199 Eris serta 134340 Pluto), yaitu 129342 Ependes [2].
Kini diperkirakan bahwa asteroid yang berdiameter lebih dari 1 km dalam sistem tatasurya tatasurya berjumlah total antara 1.1 hingga 1.9 juta[3]. Astéroid terluas dalam sistem tatasurya sebelah dalam, yaitu 1 Ceres dengan diameter 900-1000 km. Dua asteroid sabuk sistem tatasurya sebelah dalam, yaitu 2 Pallas dan 4 Vesta; keduanya memiliki diameter ~ 500 km. Vesta merupakan asteroid sabuk paling utama yang kadang-kadang terlihat oleh mata telanjang (pada beberapa kejadian yang cukup jarang, asteroid yang dekat dengan bumi dapat terlihat tanpa bantuan teknis; lihat 99942 Apophis).
Massa seluruh asteroid Sabuk Utama diperkirakan sekitar 3.0-3.6×1021 kg[4][5], atau kurang lebih 4% dari massa bulan. Dari kesemuanya ini, 1 Ceres bermassa 0.95×1021 kg, 32% dari totalnya. Kemudian asteroid terpadat, 4 Vesta (9%), 2 Pallas (7%) dan 10 Hygiea (3%), menjadikan perkiraan ini menjadi 51%; tiga seterusnya, 511 Davida (1.2%), 704 Interamnia (1.0%) dan 3 Juno (0.9%), hanya menambah 3% dari massa totalnya. Jumlah asteroid berikutnya bertambah secara eksponensial walaupun massa masing-masing turun. Dikatakan bahwa asteroid Ida juga memiliki sebuah satelit yang bernama Dactyl.

[sunting] Lihat pula

[sunting] Catatan kaki

  1. ^ "Minor Planet Names". http://cfa-www.harvard.edu/iau/lists/MPNames.html. Diakses pada 14 September 2006. 
  2. ^ "Discovery Circumstances: Numbered Minor Planets (125001)-(130000)". http://cfa-www.harvard.edu/iau/lists/NumberedMPs125001.html. Diakses pada 12 Juli 2006. 
  3. ^ "New study reveals twice as many asteroids as previously believed". http://www.spaceref.com/news/viewpr.html?pid=7925. Diakses pada 28 Maret 2006. 
  4. ^ Krasinsky, G. A.; Pitjeva, E. V.; Vasilyev, M. V.; Yagudina, E. I. (2002). "Hidden Mass in the Asteroid Belt". Icarus 158 (1): 98-105. 
  5. ^ Pitjeva, E. V. (2005). "High-Precision Ephemerides of Planets - EPM and Determination of Some Astronomical Constants". Solar System Research 39: 176. 

Komet

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Komet adalah salah satu anggota dari keluarga sistem tata surya
Komet adalah benda langit yang mengelilingi matahari dengan garis edar berbentuk lonjong atau parabolis atau hiperbolis.[1]
Kata "komet" berasal dari bahasa Yunani, yang berarti "rambut panjang".[2] Istilah lainnya adalah bintang berekor[3] yang tidak tidak tepat karena komet sama sekali bukan bintang[3]. Orang Jawa menyebutnya sebagai lintang kemukus karena memiliki ekor seperti buah kemukus yang telah dikeringkan.
Komet terbentuk dari es dan debu.[4] Komet terdiri dari kumpulan debu dan gas yang membeku pada saat berada jauh dari matahari.[1] Ketika mendekati matahari, sebagian bahan penyusun komet menguap membentuk kepala gas dan ekor.[4] Komet juga mengelilingi matahari, sehingga termasuk dalam sistem tata surya.[5] Komet merupakan gas pijar dengan garis edar yang berbeda-beda.[5] Panjang "ekor" komet dapat mencapai jutaan km.[2] Beberapa komet menempuh jarak lebih jauh di luar angkasa daripada planet.[6] Beberapa komet membutuhkan ribuan tahun untuk menyelesaikan satu kali mengorbit matahari.[6]
Komet mengorbit matahari dalam suatu lintasan yang berbentuk elips

Daftar isi

[sembunyikan]

Bagian-Bagian Komet

Bagian-bagian komet terdiri dari inti, koma, awan hidrogen, dan ekor.[7] Bagian-bagian komet sebagai berikut.[8]
Inti komet adalah sebongkah batu dan salju.[9] Ekor komet arahnya selalu menjauh dari matahari.[7] Bagian ekor suatu komet terdiri dari dua macam, yaitu ekor debu dan ekor gas.[10] Bentuk ekor debu tampak berbentuk lengkungan, sedangkan ekor gas berbentuk lurus.[10] Koma atau ekor komet tercipta saat mendekati matahari yaitu ketika sebagian inti meleleh menjadi gas.[11] Angin matahari kemudian meniup gas tersebut sehingga menyerupai asap yang mengepul ke arah belakang kepala komet.[11] Ekor inilah yang terlihat bersinar dari bumi.[11] Sebuah komet kadang mempunyai satu ekor dan ada yang dua atau lebih.[10]

Jenis-Jenis Komet

Berdasarkan bentuk dan panjang lintasannya, komet dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.[12]
  • Komet berekor panjang, yaitu komet dengan garis lintasannya sangat jauh melalui daerah-daerah yang sangat dingin di angkasa sehingga berkesempatan menyerap gas-gas daerah yang dilaluinya. Ketika mendekati matahari, komet tersebut melepaskan gas sehingga membentuk koma dan ekor yang sangat panjang. Contohnya, komet Kohoutek yang melintas dekat matahari setiap 75.000 tahun sekali dan komet Halley setiap 76 tahun sekali.
  • Komet berekor pendek, yaitu komet dengan garis lintasannya sangat pendek sehingga kurang memiliki kesempatan untuk menyerap gas di daerah yang dilaluinya. Ketika mendekati matahari, komet tersebut melepaskan gas yang sangat sedikit sehingga hanya membentuk koma dan ekor yang sangat pendek bahkan hampir tidak berekor. Contohnya komet Encke yang melintas mendekati matahari setiap 3,3 tahun sekali.

Nama-nama Komet

Sekarang telah dikenal banyak nama komet, antara lain sebagai berikut.[13]
  • Komet Kohoutek.
  • Komen Arend-Roland dan Maikos yang muncul pada tahun 1957.
  • Komet Ikeya-Seki, ditemukan pada bulan September 1965 oleh dua astronom Jepang, yaitu Ikeya dan T. Seki.
  • Komet Shoemaker-Levy 9 yang hancur pada tahun 1994.
  • Komet Hyakutake yang muncul pada tahun 1996.
  • Komet Hale-bopp yang muncul pada tahun 1997 dan lainnya.

Referensi

  1. ^ a b Budi Suryatin, "Fisika SMP/MTs Kls IX (KTSP)", Grasindo, 9790251688, 9789790251687.
  2. ^ a b Ajen Dianawati, "Intisari Pengetahuan Alam Lengkap (IPAL) SD", Kawan Pustaka, 9793034726, 9789793034720.
  3. ^ a b Mikrajuddin, "IPA FISIKA : - Jilid 3", ESIS, 9797345130, 9789797345136.
  4. ^ a b Mikrajuddi, Dkk, "IPA TERPADU : - Jilid 3B", ESIS, 9797344657, 9789797344658.
  5. ^ a b Amir Khosim & Kun Marlina, "Geografi SMA/MA Kls X (Diknas)", Grasindo, 9790250169, 9789790250161.
  6. ^ a b Brian Williams, "Fakta Paling Top: Alam Semesta", Erlangga for Kids, 979741891X, 9789797418915.
  7. ^ a b Agung Nugroho,dkk, "Siap Mhdp UN 09 IPA Terpadu SMP/MTs", Grasindo, 9790255772, 9789790255777.
  8. ^ Redaksi Kawan Pustaka, "Mudah Menguasai Fisika SMP Kelas 1", Kawan Pustaka, 9797570509, 9789797570507.
  9. ^ Ian Braham, "Ruang angkasa", Erlangga for Kids, 2005, 9797419231, 9789797419233.
  10. ^ a b c Wisnu Sasongko, "Armageddon 2 : Antara Petaka dan Rahmat", Gema Insani, 9790770502, 9789790770508.
  11. ^ a b c "Iimu Pengetahuan Ipa Kelas 6 Sekolah Dasar", Yudhistira Ghalia Indonesia, 9797467422, 9789797467425.
  12. ^ Hartono, "Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta", PT Grafindo Media Pratama, 9799281601, 9789799281609.
  13. ^ Tim IPA KP, "Alam Semesta; Penunjang Pelajaran IPA Kelas 4,5,6 SD", Kawan Pustaka, 9797570657, 9789797570651.

Pluto Simbol astronomis Pluto

Pluto

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Pluto  Simbol astronomis Pluto
Pluto dan Charon.
Pluto dan Charon.
Penemuan
Penemu Clyde W. Tombaugh
Tanggal ditemukan 18 Februari 1930
Penamaan
Penamaan MPC 134340 Pluto
Kategori
planet minor
planet katai,
TNO,
plutoid,
KBO,
plutino
Adjektif Plutonian
Epos J2000
Aphelion 7.375.927.931 km
49,305 032 87 SA
Perihelion 4.436.824.,613 km
29,658 340 67 SA
Sumbu semi-mayor 5.906.376.272 km
39,481 686 77 SA
Eksentrisitas 0,248 807 66
Periode orbit 90.613,305 hari
248,09 tahun
Periode sinodis 366,73 hari
Kecepatan orbit rata-rata 4,666 km/s
Inklinasi 17,141 75°
11,88° ke ekuator Matahari
Bujur node menaik 110,303 47°
Argumen perihelion 113,763 29°
Satelit 3
Ciri-ciri fisik
Jari-jari rata-rata 1.151 km[1]
0,18 Bumi
Luas permukaan 1,665×107 km²[1]
0,033 Bumi
Volume 6.39×109 km³[1]
0,0059  Bumi
Massa (1,305 ± 0,007)×1022 kg[2]
0,002 1 Bumi
0,178 bulan
Kepadatan rata-rata 2,03 ± 0,06 g/cm³[2]
Gravitasi permukaan di khatulistiwa 0,81 m/s²[1]
0,059 g
Kecepatan lepas 1,27 km/s[1]
Hari sideris −6,387 230 hari
6 hari 9 jam 17 men 36 det
Kecepatan rotasi 47,18 km/jam
Kemiringan sumbu 119,591 ± 0,014° (ke orbit)[2][3]
Asensio rekta bagi kutub utara 133,046 ± 0,014°[2]
Deklinasi -6,145 ± 0,014°[2]
Albedo 0,49–0,66 (bervariasi 35%)[4][5]
Suhu permukaan
   Kelvin
min rata-rata maks
33 K 44 K 55 K
Magnitudo tampak sampai 13,65 (rata-rata 15,1)[5]
Magnitudo mutlak (H) −0,7[6]
Ukuran sudut 0,065" sampai 0,115"[5][7]
Atmosfer
Tekanan permukaan 0,30 Pa (maksimum musim panas)
Komposisi nitrogen, metana
Pluto dan tiga satelitnya: Charon, Nix dan Hydra.
Pluto (nama resmi: 134340) adalah sebuah planet katai (dwarf planet) dalam Tata Surya. Sebelum 24 Agustus 2006, Pluto berstatus sebagai sebuah planet dan setelah pengukuran, merupakan planet terkecil dan terjauh (urutan kesembilan) dari matahari.
Pada 7 September 2006, nama Pluto diganti dengan nomor saja, yaitu 134340. Nama ini diberikan oleh Minor Planet Center (MPC), organisasi resmi yang bertanggung jawab dalam mengumpulkan data tentang asteroid dan komet dalam tata surya kita. [1]
Pada 1978 Pluto diketahui memiliki satelit yang berukuran tidak terlalu kecil darinya bernama Charon (berdiameter 1.196 km). Kemudian ditemukan lagi satelit lainnya, Nix dan Hydra.
Setelah 75 tahun semenjak ditemukan, Pluto masih terbalut misteri. Saat ini wahana nirawak New Horizons telah diluncurkan untuk meneliti Pluto dan diperkirakan akan mendekati Pluto dalam jarak terkecil pada Juli 2015.

Daftar isi

[sembunyikan]

Statistik

Sejak ditemukan oleh Clyde William Tombaugh, seorang astronom muda di Observatorium Lowell, pada 18 Februari 1930, Pluto kemudian menjadi salah satu anggota dari Tata Surya yang paling jauh letaknya.
Jarak Pluto dengan matahari adalah 5.900,1 juta kilometer. Pluto memiliki diameter yang mencapai 4.862 km dan memiliki massa 0,002 massa Bumi. Periode rotasi Pluto adalah 6,39 hari, sedangkan periode revolusi adalah 248,4 tahun. Bentuk Pluto mirip dengan Bulan dengan atmosfer yang mengandung metan. Suhu permukaan Pluto berkisar -233oCelsius sampai dengan-223o Celsius, sehingga sebagian besar berwujud es.

Status Pluto sebagai planet

Kalau melihat sejarahnya, Pluto sebenarnya ditemukan lantaran adanya teori mengenai planet kesembilan dalam sistem tata surya Bimasakti.
Baru kemudian setelah Clyde mampu menunjukkan bukti-bukti nyata dalam penelitiannya, akhirnya Pluto resmi menjadi salah satu planet yang menentukan rotasi galaksi ini.
Pada saat Pluto ditemukan, ia hanya diketahui sebagai satu-satunya objek angkasa yang berada setelah Neptunus. Kemudian, Charon, satelit yang mengelilingi Pluto sempat dikira sebagai planet yang sebenarnya. Akhirnya keberadaan satelit Charon ini semakin menguatkan status Pluto sebagai planet
Akan tetapi, para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil lain di belakang Neptunus (disebut objek trans-Neptunus) yang juga mengelilingi Matahari. Di sana mungkin ada sekitar 100.000 objek serupa yang dikenal sebagai objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper adalah bagian dari objek-objek trans-Neptunus). Belasan benda langit termasuk dalam Obyek Sabuk Kuiper di antaranya Quaoar (1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna dan 2003 EL61 (1.500 km pada Mei 2004).
Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan karena Obyek Sabuk Kuiper ini diketahui juga memiliki satelit pada Januari 2005 meskipun berukuran lebih kecil dari Pluto. Dan puncaknya adalah penemuan UB 313 (2.700 km pada Oktober 2003) yang diberi nama oleh penemunya Xena. Selain lebih besar dari Pluto, obyek ini juga memiliki satelit.
Pluto sendiri, dengan orbit memanjangnya yang aneh, memiliki perilaku lebih mirip objek Sabuk Kuiper dibanding sebuah planet, demikian anggapan beberapa astronom. Orbit Pluto yang berbentuk elips tumpang tindih dengan orbit Neptunus. Orbitnya terhadap Matahari juga terlalu melengkung dibandingkan delapan objek yang diklasifikasikan sebagai planet. Pluto juga berukuran amat kecil, bahkan lebih kecil dari Bulan, sehingga terlalu kecil untuk disebut planet.
Setelah Tombaugh wafat tahun 1997, beberapa astronom menyarankan agar International Astronomical Union, sebuah badan yang mengurusi penamaan dan penggolongan benda langit, menurunkan pangkat Pluto bukan lagi sebagai planet. Selain itu beberapa astronom juga tetap ingin menerima Pluto sebagai sebuah planet. Alasannya, Pluto memiliki bentuk bundar seperti planet, sedangkan komet dan asteroid cenderung berbentuk tak beraturan. Pluto juga mempunyai atmosfer dan musim layaknya planet.
Pada 24 Agustus 2006, dalam sebuah pertemuan Persatuan Astronomi Internasional, 3.000 ilmuwan astronomi memutuskan untuk mengubah status Pluto menjadi "planet katai".

Asal-usul nama

Mengenai masalah ini juga sempat menjadi kontroversi. Karena sempat membuat banyak pihak saling berselisih paham. Banyak yang bilang nama ini berasal dari karakter anjing dalam komik Walt Disney. Kenyataan bahwa komik tersebut memulai debutnya pada tahun yang sama dengan penemuan benda angkasa tersebut oleh manusia dipercaya banyak pihak sebagai salah satu alasannya.
Nama Pluto juga merupakan nama seorang dewa dari kebudayaan Romawi yang menguasai dunia kematian (Hades dalam kebudayaan Yunani). Nama ini diberikan mungkin karena benda angkasa ini sama gelap dan dinginnya dengan dewa tersebut,selain juga misteri yang menyelimutinya.
Ternyata banyak nama lain yang pernah ditolak untuk menamai planet baru tersebut. Salah satunya adalah Minerva, yang berarti dewi ilmu pengetahuan. Alasannya jelas, karena nama tersebut sudah dipergunakan untuk hal yang lain. Lalu ada nama Constante, merujuk pada nama pendiri observatorium tempat Clyde bekerja, Constante Lowell. Namun pemberian nama Lowell juga ditolak secara perlahan-lahan.

Diselimuti misteri

Hingga kini bisa dibilang Pluto adalah salah satu benda angkasa yang paling jarang diteliti manusia. Berbagai alasan menyebabkan berbagai proyek untuk meneliti Pluto terhenti.

Wahana peneliti

Salah satu penelitian yang cukup serius akhirnya digelar juga untuk melihat Pluto, yaitu penelitian pihak AS melalui NASA, yang mengirimkan satu set pesawat tanpa awak untuk mendata daerah permukaan Pluto, karakteristik geografi dan geomorfologi secara global dan mencari data struktur atmosfer yang melingkupi Pluto.
Sebuah ekspedisi yang dinamakan Pluto Express direncanakan mulai meluncur ke angkasa pada Desember 2004 dan direncanakan tiba di Pluto paling lama pada tahun 2008, namun ekspedisi ini akhirnya dibatalkan pada tahun 2000 karena masalah dana dan digantikan sebuah misi baru bernama New Horizons (diluncurkan Januari 2006). Pesawat ini akan melintasi Pluto dan Charon, satelit alaminya dan kemudian mengirimkan foto-foto ke Bumi. Salah satu studi yang akan dilakukan Horizons mencakup masalah atmosfer yang ada di lapisan satelit Pluto tersebut. New Horizons juga direncanakan akan terbang menuju Sabuk Kuiper.
Hingga kini dipercaya Pluto memiliki sifat atmosfer yang paling asli semenjak memisahkan diri dari matahari. Lapisan atmosfer ini juga dikenal sebagai lapisan paling dingin yang pernah dimasuki sebuah pesawat misi angkasa luar dari bumi.

Rujukan

  1. ^ a b c d e "Solar System Exploration: Planets: Pluto: Facts & Figures". NASA. 13 Juni 2008. http://solarsystem.nasa.gov/planets/profile.cfm?Object=Pluto&Display=Facts. Diakses pada 9 Maret 2009. 
  2. ^ a b c d e M. W. Buie, W. M. Grundy, E. F. Young, L. A. Young, S. A. Stern (2006). "Orbits and photometry of Pluto's satellites: Charon, S/2005 P1, and S/2005 P2". Astronomical Journal 132: 290. doi:10.1086/504422. Templat:Arxiv. http://adsabs.harvard.edu/cgi-bin/nph-bib_query?bibcode=2006AJ....132..290B&db_key=AST&data_type=HTML&format=&high=444b66a47d27727. 
  3. ^ Based on the orientation of Charon's orbit, which is assumed the same as Pluto's spin axis due to the mutual tidal locking.
  4. ^ Calvin J. Hamilton (2006-02-12). "Dwarf Planet Pluto". Views of the Solar System. http://www.solarviews.com/eng/pluto.htm. Diakses pada 10 Januari 2007. 
  5. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Pluto_Fact_Sheet
  6. ^ "JPL Small-Body Database Browser: 134340 Pluto". http://ssd.jpl.nasa.gov/sbdb.cgi?sstr=Pluto. Diakses pada 12 Juni 2008. 
  7. ^ Based on geometry of minimum and maximum distance from Earth and Pluto radius in the factsheet

Pranala luar



Blog Archive