Mayoritas peduduknya memeluk agama Islam, sedangkan di Bali agama Hindu lebih dominan. Sedangkan di daerah seperti Minahasa di Sulawesi Utara, dataran tinggi Toraja di Sulawesi Selatan, pulau Nusa Tenggara , sebagian besar Papua, dataran tinggi Batak dan juga pulau Nias di Sumatra Utara, mayoritas penduduknya beragama katholik dan protestan. Secara keseluruhan pada dasarnya masyarakat Indonesia religius.
Berdasarkan pancasila, lima dasar negara Indonesia,- percaya pada Tuhan yang maha Esa, kemanusiaan yang beradap, persatuan Indonesia dan demokrasi melalui musyawarah mufakat dan keadilan sosial untuk seluruh rakyat Indonesia- bangsa Indonesia terbuka dan memiliki toleransi terhadap setiap penganut agama, adat dan tradisi, semua setia pada kepercayaan mereka sendiri. Indonesia memiliki semboyan: Bhinneka Tunggal Ika.
Walaupun pemudanya saat ini terutama di kota-kota besar hidup modern dan mengikuti tren internasional, namun dalam hal pernikahan, para pasangan muda ini tetap melakukan upacara tradisi kedua orang tua mereka. Jadi dalam pernikahan beda suku, akad nikah dan tradisi pernikahan dapat mengikuti keluarga pengantin wanita, sementara selama resepsi dekorasi dan kostum mengikuti tradisi etnis mempelai pria, atau sebaliknya. Pernikahan dan resepsi pernikahan di Indonesia menjadi ajang pengenalan adat dan tradisi Indonesia yang banyak dan beragam. Pernikahan sering juga menjadi kesempatan untuk menampilkan status sosial, kekayaan dan selera fesyen seseorang. Bahkan di desa-desa, ratusan atau bahkan ribuan undangan berbaris untuk memberi selamat kepada pasangan pengantin dan orang tua mereka yang duduk di atas pelaminan, dan kemudian menikmati pesta pernikahan dan hiburan.
Kesenian dan Perayaan
Di pelabuhan kepulauan Indonesia banyak budaya kuno yang berakar di sini, sementara sepanjang sejarah selama berabad-abad hingga saat ini Indonesia telah dipengaruhi oleh budaya India, Cina, Arab dan Eropa, dan akhir-akhir ini juga oleh budaya populer global, perjalanan internasional dan internet. Budaya asing dan tradisi, bagaimanapun, diserap dan diasimilasi oleh orang-orang yang menciptakan kreasi "Bahasa Indonesia" yang unik yang tidak dapat ditemukan di tempat lain di dunia.
Pada tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO mengakui Batik Indonesia sebagai bendaWarisan Budaya Dunia, mengikuti Keris Indonesia yang sudah diakui sebelumnya (pisau belati bergelombang), dan Wayang Kulit. Sedangkan Angklung alat musik bambu yang unik dari Jawa Barat, yang akan diakui UNESCO pada tanggal 18 November 2010 sebagai warisan budaya dunia.
Budaya Indonesia memang kaya akan kesenian dan kerajinan. Dalam bidang tekstil, Sumatera menghasilkan Sarung tenun emas dan perak terbaik, yang dikenal sebagai Songket; Wanita di Sulawesi Selatan membuat sutra tenunan berwarna-warni, sementara Bali, Flores dan Timor menghasilkan beberapa tekstil terbaik dari serat alami menggunakan motif rumit. Dalam kerajinan kayu, perajin Bali memproduksi patung yang indah, seperti halnya suku Asmat di Papua, baik tradisional maupun modern, pengrajin di Jawa Tengah menghasilkan perabotan ukir yang halus, sedangkan pembuat kapal dari bugis Sulawesi Selatan terus membangun kapal layar "Phinisi" yang agung di laut Indonesia sampai hari ini.
Berbagai jenis perbedaan budaya dan tradisi di seluruh negara ini juga dinyatakan dalam acara yang banyak dan menarik, baik acara agama dan acara yang terkenal, yang diselenggarakan sepanjang tahun. (Lihat Kalender Acara).
Di antaranya adalah upacara agama Hindu Dharma yang meriah diadakan terus menerus di Bali, prosesi pemerintahan selama Sekaten di Yogyakarta, Jawa, sebelum tanggal kelahiran Nabi Muhammad, serta Festival Tabot di Bengkulu, Sumatera, upacara memperingati peran cucu Nabi Muhammad, Hasan dan Husein dalam penyebaran agama Islam. Upacara Waisak agama Budha diadakan setiap tahun di sekitar Borobudur, seperti festival Toa Peh Kong Cina di Manado, sedangkan Hari Raya kematian diadakan di Toraja, kedua duanya diadakan di pulau Sulawesi, dan upacara Kasada yang diadakan setiap tahun pada akhir tahun di Gunung. Bromo di Jawa Timur, untuk menenangkan jiwa nenek moyang dan para dewa gunung.
Di antaranya adalah upacara agama Hindu Dharma yang meriah diadakan terus menerus di Bali, prosesi pemerintahan selama Sekaten di Yogyakarta, Jawa, sebelum tanggal kelahiran Nabi Muhammad, serta Festival Tabot di Bengkulu, Sumatera, upacara memperingati peran cucu Nabi Muhammad, Hasan dan Husein dalam penyebaran agama Islam. Upacara Waisak agama Budha diadakan setiap tahun di sekitar Borobudur, seperti festival Toa Peh Kong Cina di Manado, sedangkan Hari Raya kematian diadakan di Toraja, kedua duanya diadakan di pulau Sulawesi, dan upacara Kasada yang diadakan setiap tahun pada akhir tahun di Gunung. Bromo di Jawa Timur, untuk menenangkan jiwa nenek moyang dan para dewa gunung.
Indonesia juga kaya akan pentas seninya. Sendra tari Ramayana yang indah digelar pada musim kemarau di pelataran Prambanan dekat Yogyakarta di bawah sinar bulan purnama yang berlawanan dengan background pencahayaan dramatis candi abad ke-9 ini. Tari-tarian Indonesia sangat beragam, dramatis, dan menghibur. Mulai dari tari yang bersinkronisasi yaitu tari “saman” dari Aceh, sampai tarian yang gemulai dari Jawa diiringi dengan suara alat musik gamelan, sampai tari perang Kalimantan, Papua, dan Sulawesi.
http://www.indonesia.travel/id/discover-indonesia/peopleculture
No comments:
Post a Comment